Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan beberapa program pengembangan energi terbarukan, khususnya di bidang kelistrikan untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, program pengembangan itu termasuk dalam strategi jangka panjang ketenagalistrikan nasional, yang tercantum dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sudah hampir menyelesaikan RUKN (rencana umum ketenagalistrikan nasional), mudah-mudahan dalam waktu dekat akan kami tetapkan dan sudah ada pembahasan dengan RUPTL (rencana usaha penyediaan tenaga listrik),” ujar Jisman dalam acara Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023 di ICE BSD pada Selasa, 14 November 2023.
Jisman menyebut, program yang pertama yaitu pengembangan PLTS terapung seperti PLTS Cirata. "Ke depannya, kami akan mengembangkan PLTS terapung di Indonesia dengan memanfaatkan bendungan dengan potensi kapasitas sekitar 14 gigawatt,” kata Jisman.
Selanjutnya, kata Jisman, pemerintah akan melakukan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan kapasitas 22 gigawatt (GW). Pengembangan ini dilakukan melalui teknologi PLTP yang lebih modern dan pengembangan sistem panas bumi non konvensional lainnya.
"Pemanfaatan PLTA akan dioptimalkan, untuk disalurkan ke pulau pulau lain dimana pusat-pusat beban berada. Selain itu, PLTA juga akan membantu menjaga keseimbangan untuk pembangkit Energi Terbarukan yang sifatnya intermittent," kata Jisman.
Jisman juga menyebut, hydro pump storage akan mulai dikembangkan pada 2025 dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (Battery Energy Storage System/BESS) akan dikembangkan secara masif pada 2034.
"Hidrogen dengan memanfaatkan Pembangkit EBT direncanakan akan mulai diproduksi pada 2031 untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan industri," kata Jisman.
Selain itu, kata Jisman pemerintah juga berencana mengkomersialkan pengembangan tenaga nuklir pada 2039. Hal ini untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik. "Kapasitasnya akan ditingkatkan hingga 31 GW pada 2060," ujar Jisman.
Pilihan Editor: Terpopuler: Rekam Jejak Aqua dan Unilever yang Diduga Dukung Israel, Gibran Dikritik karena Borong Barang di Lampung