Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kelangkaan Kontainer Picu Biaya Logistik Naik hingga 3 Kali Lipat

Pelaku usaha logistik menyebut kenaikan tarif angkutan (freight) akibat kelangkaan kontainer di Indonesia

8 Desember 2020 | 21.30 WIB

Suasana pelabuhan peti kemas Pelindo II.
Perbesar
Suasana pelabuhan peti kemas Pelindo II.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha logistik menyebut kenaikan tarif angkutan (freight) akibat kelangkaan kontainer di Indonesia mencapai dua hingga tiga kali lipat dari harga normal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan angkutan laut antarnegara atau ocean going memiliki banyak destinasi dan banyak pemain, sehingga kenaikan tarif pun beragam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kenaikan terutama untuk permintaan kontainer high cube (HC) dan 40 feet, sementara kontainer 20 feet tetap tersedia.

"Ada kenaikan hampir 100 persen betul, bahkan ada beberapa perusahaan pelayaran lebih dari 100 persen bergantung destinasi, ini terjadi di Asean, dan China karena pulih terlebih dahulu dari pandemi," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa 8 Desember 2020.

Berdasarkan laporan internal ALFI, di China, biaya tambahan individu untuk pengiriman ini berkisar dari US$300 hingga US$1.950 per kontainer. Ini di atas tarif spot tertinggi sepanjang masa untuk pengiriman laut dari pelabuhan muat di China ke pantai timur dan barat AS.

Pada Desember, tarif angkutan dari Asia ke pantai barat AS telah menyentuh US$3.758 per unit setara empat puluh kaki (FEU) naik 3,3 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan naik 140 persen secara tahun ke tahun.

Untuk pengiriman di bulan yang sama, tarif angkutan dari Asia ke pantai timur AS telah mencapai $ 4.538 per FEU naik 7,9 persen dibandingkan dengan Agustus dan naik 72,5 persen tahun ke tahun.

Selain itu, terang Yukki kelangkaan terjadi akibat situasi dan kondisi cuaca yang tengah mengalami kondisi ekstrem. Adapun pada Kuartal IV/2020 ini ada kenaikan ekspor ditambah pasca Covid-19 ekonomi menggeliat naik seiring kedatangan vaksin.

"Setiap negara di Asean khususnya di regional, akhirnya mencoba saling menarik kontainer untuk kebutuhan masing-masing, jadinya supply and demand, saya menghimbau kepada ocean going, paham situasinya, juga pahami Indonesia yang terbuka untuk pemain ocean going," urainya. "Kami minta bantuan dan keringanan dari ketersediaan dan tarif, ini tarif terlalu tinggi bisa membuat kehilangan daya saing."

Menurutnya, reposisi kontainer kosong atau repo ke Indonesia pun agak sulit, karena masalahnya kebanyakan kontainer tengah terhambat di AS dan Eropa.

"Repo selama ini sudah terjadi, kalau kekosongan ada reposisi, masalahnya, kontainer tak ada tapi berjalan long haul dari China ke AS, kontainer ini bukan dari China masalahnya, tapi stuck di AS dan Eropa terutama di AS," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus