Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Roatex Zrt Ltd belum bisa memenuhi sejumlah kriteria yang disyaratkan oleh pemerintah.
MLFF diklaim bisa menghilangkan kerugian operator jalan tol sebesar Rp 4,4 triliun per tahun.
Kemampuan pendeteksian sensor MLFF tak sampai 80 persen.
JAKARTA — Kelanjutan rencana pemakaian sistem transaksi jalan tol tanpa sentuh alias multi-lane free flow (MLFF) semakin buram setelah batal diuji coba pada awal bulan ini. Teknologi yang diboyong oleh Roatex Zrt Ltd dari Hungaria itu ditengarai belum bisa memenuhi sejumlah kriteria yang disyaratkan oleh pemerintah Indonesia. Perbedaan pendapat mengenai kriteria itu juga memicu perombakan direksi PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), anak usaha Roatex Zrt yang akan menjadi operator MLFF.
Mantan Direktur Utama RITS, Musfihin Dahlan, mengatakan pengujian alat penunjang MLFF belum juga memenuhi key performance indicator (KPI) yang diatur dalam kerja sama Roatex dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Padahal KPI itu harus dicapai sebagai bukti keandalan MLFF kepada calon pemakainya, yaitu Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). “Tanpa hasil KPI yang tepat, sistem ini malah berpotensi merugikan BUJT,” katanya kepada Tempo, kemarin.
Sejak dijajaki Indonesia dan Hungaria pada 2016, penggunaan perdana MLFF sudah beberapa kali ditunda. Proyek ini direstui Kementerian Pekerjaan Umum yang ingin mengefisienkan durasi pembayaran di gardu tol. Meski sudah lebih cepat dari skema tunai, sistem tapping atau proses menempel kartu tol dianggap masih memicu antrean di gerbang tol karena memerlukan waktu 5-10 detik per kendaraan.
Sementara itu, bila memakai MLFF, kendaraan bahkan tak perlu berhenti karena sensornya akan terbaca secara otomatis oleh global navigation satellite system (GNSS). Sensornya pun hanya berupa aplikasi yang dapat diunduh oleh para pengendara mobil penumpang dan barang. Bila sukses, MLFF diklaim bisa menghilangkan kerugian operator jalan tol sebesar Rp 4,4 triliun per tahun, yang timbul akibat antrean di gardu.
Baca juga: Dimulai Waskita, Dituntaskan Hutama
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo