Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum wacana dibangunnya proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya, proyek kereta cepat yang melibatkan Cina pernah dikritik seorang seniman Jepang melalui karya komik pada tahun 2018 lalu. Saat itu, komikus Jepang yang bernama Onan Hiroshi itu viral dan menyulut kontroversi. Melalui karyanya yang viral di media sosial, Hiroshi menyindir proyek tersebut dengan coretan gambar dalam sebuah komik digital.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang telah dimulai pada Januari 2016 dengan groundbreaking, menjadi sasaran kritik Hiroshi. Dalam komiknya, ia menyoroti aspek-aspek kontroversial dari proyek tersebut, termasuk aspek politik, ekonomi, dan sosial. Komik tersebut dengan cepat menyebar di platform media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, menciptakan diskusi yang memanas di antara netizen.
Sebagian warganet mendukung kritik yang dilontarkan oleh Hiroshi, sementara yang lain merasa bahwa kritik tersebut melewati batas. Komentar-komentar bermacam-macam mulai dari yang menghargai keberanian Hiroshi dalam menyuarakan pandangannya, hingga yang menganggapnya sebagai campur tangan asing yang tidak diinginkan dalam urusan dalam negeri.
Hiroshi diketahui tinggal di Bangkok, Thailand, yang menimbulkan pertanyaan tentang motif di balik kritiknya terhadap proyek infrastruktur Indonesia. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa kritik terhadap proyek kereta cepat tidak hanya terbatas pada opini dalam negeri, tetapi juga menarik perhatian internasional.
Hiroshi, selain dikenal sebagai seorang komikus, juga sering kali memamerkan karyanya dalam bentuk cosplay, menambahkan dimensi lain dalam ekspresinya. Dalam salah satu komiknya yang menyindir proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, ia dengan tajam menggambarkan bagaimana rencana pembangunan kereta cepat tersebut awalnya dirancang oleh Jepang, tetapi akhirnya justru diberikan kepada Cina untuk pelaksanaannya.
Selain itu, Hiroshi juga menggambar sebuah komik tentang seorang anak yang mengenakan baju layaknya seragam sekolah dasar Indonesia masuk ke dalam sebuah toko mainan. Anak tersebut tertarik dengan sebuah mainan kereta seharga 1000 dolar, namun ia memilih untuk membeli kereta lain yang lebih murah seharga 99 dolar. Setelah pulang ke rumah dan memainkan kereta tersebut, ternyata kereta itu rusak. Komik ini dianggap sebagai sindiran terhadap keputusan pemerintah Indonesia yang memilih Cina untuk memproduksi kereta cepat yang digunakan Indonesia.
Reaksi netizen Indonesia terhadap kritik Hiroshi juga menyoroti sentimen nasionalisme yang kuat di antara mereka. Banyak yang merasa tersinggung ketika ada orang asing yang dianggap menghina atau merendahkan bangsa Indonesia. Ini menunjukkan betapa pentingnya proyek ini tidak hanya sebagai sebuah infrastruktur, tetapi juga sebagai simbol dari kedaulatan dan harga diri nasional.
Diskusi yang dipicu oleh kritiknya mencerminkan kompleksitas politik, ekonomi, dan sosial yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur skala besar seperti ini. Sebagai sebuah karya seni, komik-komik Hiroshi juga menggambarkan bagaimana seni dapat menjadi saluran untuk menyampaikan pesan-pesan kritis dan menggugah kesadaran publik tentang isu-isu penting dalam masyarakat.
Meskipun Onan Horoshi telah meminta maaf dan menarik semua postingannya tentang Indonesia, namun karya-karyanya ini masih bisa ditemukan di media sosial. Horoshi terlihat menulis permintaan maaf dengan gambar orang mengenakan baju hitam yang sedang bersujud di akun twitternya.
Pilihan Editor: Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini