Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kisah Amien Rais Diajak Makan Siang oleh Bos Freeport

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1999-2004 Amien Rais menceritakan pernah diajak makan siang oleh mantan bos Freeport, James Moffett.

26 Juli 2018 | 17.10 WIB

Amien Rais menaiki tangga menuju ruang sidang vonis Buni Yani di Bandung, Jawa Barat, 11 November 2017. Buni Yani didakwa melanggar UU ITE terkait pidato mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Amien Rais menaiki tangga menuju ruang sidang vonis Buni Yani di Bandung, Jawa Barat, 11 November 2017. Buni Yani didakwa melanggar UU ITE terkait pidato mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat  periode 1999-2004 Amien Rais menceritakan pernah diajak makan siang oleh bos Freeport saat itu, James Robert Moffet. Hal tersebut terjadi pada 1998 usai Amien berpidato dan memberikan ceramah di Massachusetts Avenue, Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca: Amien Rais Ingin Pertambangan Freeport Ditutup

"Ketika saya turun dari mimbar itu. Saya diajak makan siang oleh James Moffett, dan dia menawarkan saya apakah mau dijemput," kata Amien di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis 26 Juli 2018.

James kemudian untuk menjemput Amien saat kembali ke Jakarta dengan pesawat Freeport. Selanjutnya ketika sampai di Timika, kata Amien, James akan mengajak Amien naik helikopter mengitari areal tambang Freeport.

Baca: Amien Rais: Limbah Freeport Bisa Buat Tanah Jakarta Naik 5 Meter

Hal itu diduga untuk meyakinkan bahwa sesungguhnya ekologi yang dihancurkan Freeport tidak separah seperti yang Amien tulis sebelumnya. Namun, Amien kemudian menolak ajakan itu. "Andai kata saya misal ikut Freeport ya, kemudian ketika pulang dikasih amplop, ya saya lemah juga. Kemudian saya ditulis di New York itu, saya sudah jadi bangkai politik," kata Amien.

Amien mengatakan saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengembalikan tambang emas, perak, tembaga yang selama ini dikelola Freeport McMoran Inc dan Rio Tinto ke pangkuan ibu pertiwi. Caranya, kata Amien kontrak karya dengan Freeport tidak perlu diperpanjang.

Pada 12 Juli 2018, Freeport McMoran Inc. menyepakati pelepasan 51 persen saham anak usahanya, PT Freeport Indonesia kepada Holding Industri Pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum. Induk usaha pertambangan pelat merah itu akan menyelesaikan transaksi pembelian pada dua bulan ke depan.

Direktur Utama PT Inalum Budi Gunawan Sadikin mengatakan nilai transaksi itu sebesar US$ 3,85 miliar. Inalum akan menggelontorkan US$ 3,5 miliar untuk membeli 40 persen hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia.

Amien mengatakan ingin pertambangan PT Freeport Indonesia di Papua ditutup. Hal itu, menurut Amien Rais, karena Freeport telah melakukan kejahatan, terlebih soal lingkungan dan HAM.

"Working Contract Freeport berakhir 2021, tapi ada pasal yang menyebutkan dapat diperpanjang hingga 2041. Saya berpendapat kontrak karya dengan Freeport sebaiknya ditutup sekali untuk selamanya, titik, no extension, selesai," kata Amien Rais.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus