Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini mendatangi Blok Rokan di Dumai, Riau. Kedatangannya ini adalah yang pertama kali sejak blok migas yang semula dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia diambil alih oleh PT Pertamina Hulu Rokan yang merupakan bagian dari Subholding Upstream PT Pertamina (Persero).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada Pertamina, Jokowi memerintahkan agar target produksi minyak 400 ribu barel per hari bisa tercapai. “Target tadi yang saya sampaikan 400 ribu barel per hari dari 156, 158 ribu (barel per hari) menuju ke 400 (ribu barel per hari). Ini bukan pekerjaan yang mudah, tapi tadi sudah saya sampaikan, ini target,” kata Jokowi, Kamis, 5 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahun lalu, sejarah terukir di Blok Rokan. Setelah ditemukan pada tahun 1941 dan diproduksikan pada tahun 1951, Blok ini beralih dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Chevron Pacific Indonesia (CPI), kepada KKKS Pertamina Hulu Rokan (PHR) per 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB.
Jokowi yakin sumber daya manusia Indonesia memiliki potensi besar dalam pengelolaan migas. Sejak awal, kata dia, Blok Rokan ini diambil alih karena negara ingin meyakinkan sumber daya lokal mampu untuk mengelolanya "Saya menanyakan Dirut Pertamina produksinya naik atau turun, ya naik,” kata Jokowi.
Jokowi pun meminta Pertamina memaksimalkan penggunaan teknologi digital untuk mengelola Blok Rokan. "Di sini saya lihat tadi sudah mulai pergerakan setiap alat-alat berat, alat pengeboran yang ada bisa dimonitor dengan monitor digital, ini yang baik,” kata kepala negara.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan Pertamina memiliki peran penting dalam meningkatkan lifting minyak nasional karena memproduksi 70 persen minyak yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, Jokowi meminta agar nantinya pengelolaan yang telah dilakukan di Blok Rokan juga dapat diterapkan di Blok Mahakam.
“Kalau ini nanti berhasil, saya minta juga Blok Mahakam juga dikelola dengan manajemen yang sama karena tugas Pertamina yang memproduksi minyak 70 persen dari produksi yang ada di negara kita,” kata dia.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan bahwa Blok Rokan baru saja mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia alias MURI untuk blok dengan sumur pengeboran terbanyak.
Setelah diambil alih, Nicke menyebut Blok Rokan juga telah berkontribusi luar biasa kepada negara dalam hal perekonomian hingga penyerapan tenaga kerja.
Menurut Nicke, penyerapan tenaga kerja meningkat dalam jangka waktu singkat. “Ketika alih kelola ini tenaga kerja yang semuanya berpindah ke Pertamina Hulu Rokan ada 25 ribu (pegawai) dan hari ini ada 37.500 (pegawai). Artinya ada tambahan 12.500 (pegawai) dalam jangka waktu yang singkat ya kurang lebih dari 1,5 tahun,” ujarnya.
Merespons perintah Jokowi, Nicke menyebut digitalisasi sudah dikembangkan di berbagai aktivitas. Setiap tahapan diatur secara online. Bukan hanya memonitor data, tetapi melakukan proses-proses prediktif dan juga preskriptif.
"Jadi ketika kemudian ada sumur yang bermasalah harus melakukan pemeliharaan ini, kami mengetahui betul apa yang harus dilakukan,” kata Nicke.
Selain digitalisasi yang telah dilaksanakan, lebih lanjut, Nicke mengungkapkan bahwa ke depan pihaknya juga akan menerapkan penggunaan sejumlah teknologi baru yang belum pernah digunakan sebelumnya guna mendorong tingkat produksi migas. Beberapa sudah dilakukan seperti waterflood, dan steamflood.
"Kami akan melakukan juga chemical EOR dan juga unconventional drilling yang ini kami yakini bisa memberikan cadangan yang akhirnya akan menjadi produksi yang besar,” ucap Nicke.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.