Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Munculnya perusahaan rintisan (start-up) berbasis digital beberapa tahun terakhir membuka segmen baru dalam bisnis properti komersial: coworking space. Ruang bersama ini menjadi infrastruktur penting bagi start-up digital yang mementingkan efisiensi, terutama untuk menghemat biaya tempat kerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu pemain besar industri coworking space ialah WeWork. Perusahaan yang bermarkas di New York, Amerika Serikat, ini mengelola 625 ruang kerja pada 125 kota di seluruh dunia, termasuk di Jakarta. Menurut Managing Director WeWork Southeast Asia & Korea, Turochas Fuad, sejak hadir di Indonesia pada 2018, WeWork berupaya mengintegrasikan perusahaan besar dan pelaku usaha kecil dan menengah untuk berkembang bersama dalam satu ruang bersama. "Kami melihat peningkatan investasi dalam satu dekade terakhir di semua bidang, dari ride hailing hingga e-commerce," ujar pria yang akrab disapa "T" ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti apa rencana bisnis WeWork di Indonesia? Berikut ini petikan wawancara T dengan jurnalis Tempo, Ghoida Rahmah, pekan lalu.
Apa yang membedakan WeWork dengan coworking space lainnya?
Ada tiga poin, yaitu kehadiran secara global (global presence), fleksibilitas (flexibility), dan pengalaman konsumen (member experience). Perusahaan apa pun dapat menyediakan ruang kerja, tapi WeWork memandang ruang kerja sebagai sarana pendorong interaksi, inovasi, dan produktivitas. Kami juga berbeda dengan pandangan umum tentang coworking space yang dianggap hanya melayani start-up dan pekerja lepas. Kami juga melayani perusahaan besar. Sebagai contoh, di Indonesia ada Sinar Mas Mining yang memindahkan sebagian timnya ke WeWork dan mereka merasakan peningkatan produktivitas dan kepuasan karyawan hingga 10 persen.
Lalu apa strategi bisnis WeWork di Indonesia?
Kami sangat menghargai nilai gotong-royong di Indonesia, yang kami adopsi menjadi kolaborasi. Karena itu, kami berupaya menjadi penyedia coworking space yang menawarkan kolaborasi, fleksibilitas, dan memberikan manfaat lain dengan biaya terjangkau. Indonesia adalah pasar yang dinamis. Di Jakarta, sebanyak 57 persen anggota kami bergerak dalam industri ekonomi kreatif seperti Bizzy, pelopor dalam business to business e-marketplace dan platform e-procurement. WeWork juga memfasilitasi perusahaan besar kelas dunia untuk memperkuat eksistensinya di Indonesia.
Apa tantangan dalam bisnis coworking space saat ini?
Pasar mulai jenuh. Namun, ada satu kekuatan kami, yaitu kehadiran secara global. Setelah menjadi pelopor selama satu dekade dalam industri ini, banyak sekali ruang untuk mengembangkan produk-produk kami.
Sejauh apa rencana bisnis WeWork pada 2020 dan berapa komitmen investasinya?
Memulai tahun ini, kami membangun model bisnis untuk setiap pasar. Saat ini kami memiliki 625 lokasi global di lebih dari 125 kota. Kami berharap dapat mencapai lebih dari 1.000 lokasi dan 1 juta meja pada semester kedua 2020, termasuk di Indonesia. Investasi kami mencapai US$ 500 juta di Asia Tenggara dan Korea Selatan pada 2017. Jakarta merupakan daerah yang sesuai untuk investasi kami.
Bagaimana Anda melihat tren bisnis start-up di masa depan?
Kami melihat Indonesia akan sangat digerakkan oleh tenaga kerja milenial dan banyak upaya yang dibuat oleh Presiden Joko Widodo untuk menumbuhkan talenta digital demi visi Indonesia 4.0, termasuk melalui gerakan 1.000 Startup Digital. Dengan meningkatnya investasi asing di Indonesia, kami memperkirakan permintaan akan bertumbuh. Banyak kesempatan bagi WeWork.
Bagaimana Anda memandang dukungan pemerintah terhadap bisnis coworking space?
Pemerintah Indonesia sangat mendukung upaya pengembangan ekonomi digital berbasis inovasi, termasuk dalam pengembangan infrastrukturnya. Terbukti, coworking space menjadi salah satu topik yang dibahas pemerintah. Presiden Jokowi juga baru-baru ini mengunjungi ruang kerja bersama yang dikembangkan di Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Jakarta untuk mendorong area kerja yang lebih terintegrasi. Kami berharap kolaborasi antara pelaku bisnis dan pemerintah akan terus tumbuh.
a
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo