Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Masih Kumat

Harga semen masih melangit di Aceh, Sum-ut, Bengkulu, Jambi, Tarakan, meskipun telah ditetapkan hetnya. lima gudang di medan disegel. Bahan bangunan lain menghilang & tarif angkutan laut ikut naik.(eb)

27 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERNYATA harga semen masih melangit di Medan. Para kontraktor bangunan mengeluh. "Kami harus menyelesaikan kontrak tapi bahan sukar didapat," ucap Dalmi Iskandar dari kelompok kontraktor Dian di Medan kepada koresponden TEMPO Zakaria M. Passe. Sampai 20 Januari harga semen di Medan Rp 2.500 per kantong, turun Rp 500 dari harga sebelumnya (TEMPO 20 Januari). Maka Kepala Biro Ekonomi Kantor Gubernur Sumatera Utara, A. Hakim Nasution memperingatkan para pedagang yang menjual semen di atas harga eceran tertinggi (HET) yang sejak 5 Januari lalu ditetapkan menjadi Rp 1.750 per kantong. "Jika dilanggar mereka akan ditindak." Oleh pihak Asosiasi Semen ancaman itu didukung dengan peningkatan suplai. Sampai pekan lalu semen yang dibongkar di pelabuhan Belawan berjumlah 17.000 ton. Namun harga di pasaran belum banyak berubah. Para pedagang menjual semennya dengan harga Rp 2.500 sekantong, masih Rp 750 di atas HET. Maka ketika selesai melapor kepada Presiden, Sabtu lalu Mendagkop Radius Prawiro mengulangi lagi ancamannya: "Pemerintah akan mencabut izin usaha penyalur yang menimbun." Bagi pengusaha yang melanggar, Pangkopkamtib Sudomo mengancam "akan mengambil tindakan penahanan dan hukum kerja paksa." Kali ini ancaman Pangkopkamtib benar-benar dilaksanakan. Senen kemarin sudah 5 penyalur diperiksa kepolisian Medan dan 5 gudang disegel. Di antaranya sebuah gudang yang terletak di Jalan Kapten Muslim yang kedapatan menimbun 10.000 kantong semen. Juga di gudang PT Dharma Niaga dan PT Panca Niaga sebanyak 8.000 kantong. Kemudian di Jalan Razak sejumlah 3.600 kantong. Sekalipun demikian para pedagang tampaknya belum mau mengikuti anjuran Pemda: menggantungkan di tokonya harga sesuai dengan HET. Mereka masih menjual dengan Rp 2.300 sekantong, Rp 550 di atas HET. Tapi bukan hanya semen saja yang naik harganya. Bahan bangunan lainnya pun ikut "menyesuaikan" harga. Besi beton naik sampai 60% dari harga lama, sedang paku naik 30%. Di Sibolga, tulis pembantu TEMPO Bersihar Lubis "sudah syukur kalau membeli semen Rp 2.100 per kantong." Pengusaha truk rupanya ogah-ogahan mengangkut semen dari Padang, karena jalan rusak di musim hujan sekarang. Ongkos angkut semen yang Rp 8 sekilo dari Padang ke Sibolga oleh pengusaha truk tidak menarik lagi. Di Jambi bahan bangunan lain seperti seng, asbes dan kunci ikut menghilang dari pasaran bersama semen. Sama halnya dengan di Sibolga, semen Padang tak masuk Jambi karena alasan jalan buruk akibat hujan, sedang angkutan laut dari Teluk Bayur ke Jambi juga sulit. "Untuk mendatangkan semen dari Jakarta kalkulasi tidak cocok," kata M. Yunus Lubis. Menurut ketua Gabungan Pemborong Nasional Daerah (Gapenda) itu, "dari Jakarta pokoknya saja sudah Rp 1.800 per kantong, sedang HET di Jambi resminya Rp 1.750." Di Tanjung Balai, kabupaten Asahan, koresponden TEMPO melaporkan ada toko bahan bangunan yang digerebek. A Hok, si pemilik toko Bina mengaku tidak memiliki stok seng. Tapi ketika digeledah ternyata ditemukan 2.000 lembar seng di belakang tokonya. Alhasil, untuk mengamankan itu Kenop-15 polisi pun aktif melakukan pemeriksaan di Kota Kisaran, kabupaten Asahan, 9 Januari lalu. Di sana semen ikut menggila harganya. "Untuk membelinya orang harus bisik-bisik," ujar Abdul Latif, seorang kontraktor. Dia jadi bingung, karena di samping semen yang dengan bisik-bisik bisa diperoleh Rp 2.500 per kantong, harga bahan bangunan lain rata-rata ikut naik sampai lebih separoh. Di Banda Aceh Laksusda sempat turun tangan sehingga harga semen dapat ditekan sampai Rp 1.800 per kantong sesuai dengan HET. Tapi cuma bertahan sebentar. Para agen semen di Aceh kehabisan stok. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) pekan lalu mengakui keadaan semen di Sumatera Utara, Aceh, Bengkulu dan Tarakan "masih rawan". "Namun akhir bulan ini pasaran sudah akan tenang," kata Sucipto dari PT Semen Cibinong. Menurut dia, ASI juga "tidak senang melihat harga semen demikian tinggi di pasaran." Khusus daerah Sumatera Utara untuk Januari-Pebruari ke empat pabrik di Jawa akan mensuplai sebanyak 72.000 ton atau 36.000 ton sebulan. Sedang untuk Aceh sekitar 6.000 ton sebulan. Bahkan di pelabuhan Teluk Bayur Padang kini 8 kapal yang memuat semen Padang sedang antri, untuk diangkut ke Sibolga, Bengkulu dan Belawan. Angin Barat Tapi para penyalur yang memasarkan semen terbentur pada fasilitas pelabuhan dan angkutan. Pelabuhan Tanjung Priok menurut ASI hanya mampu memuat 800 ton sehari, sementara buruh pelabuhan di Lhok Seumawe (Aceh) untuk membongkar sejumlah itu membutuhkan wktu 8 hari. Karena kapal tidak bisa sandar di pelabuhan, pembongkaran semen dilakukan di tengah laut ke dalam tongkang. Kalau lagi dihembus angin barat seperti sekarang tentu bisa lebih lama lagi. Lagi pula menurut kalangan ASI, perusahaan pelayaran sekarang secara diam-diam telah menaikkan tarifnya. Dari Priok ke Belawan yan selama ini Rp 4.500 per ton kini naik menjadi Rp 5.000 sampai Rp 5.500 per ton. Konon pihak pelayaran punya alasan: Kalau HET semen naik, kenapa ongkos angkut tak bisa naik." Pihak perusahaan pelayaran tidak membantah atau membenarkan kenaikan ongkos angkutan laut itu. "Tarif adalah soal yang amat peka," kata sumber TEMPO di Badan Operasi Bersama Pelayaran Nusantara (Bopberpan). "Khusus untuk angkutan semen dewasa ini sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah," ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus