Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan salah satu hal yang harus ditekankan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi pada 2018 adalah pertumbuhan ekspor. Bila ekspor defisit, pertumbuhan ekonomi tak akan terjadi.
"Di tengah kondisi ekonomi dunia, ekspor kita meningkat secara year-on-year," kata Enggartiasto saat ditemui di Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2017.
Enggar mengatakan ekspor dan impor Indonesia mengalami peningkatan secara year-on-year. Namun surplus neraca perdagangan ini masih meningkat 17 persen rata-rata. "Dikaitkan dengan sektor migas pun masih surplus, akan kami jaga."
Pertumbuhan ekspor, kata Enggar, ditargetkan pada 2018 minimum di angka 5-7,5 persen. Target itu diyakini bisa tercapai setelah melihat kinerja pada semester pertama 2017. "Bisa sampai 17 persen (semester perta,a 2017, maka 2018 bisa sampai target, tak akan kurang," ucapnya.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi, Jokowi: Indonesia Masuk Tiga Besar di G-20
Tugas kedua Kementerian Perdagangan adalah menjaga inflasi. Menurut Enggar, program pengendalian harga akan terus berlanjut tanpa membuat dunia usaha lesu. "Hanya keuntungan (dunia usaha) berkurang dan terbagi lebih merata."
Enggar menambahkan, kebijakan pengendalian harga ini tidak akan memukul dunia perdagangan. Sebab, jika dilihat dari pertumbuhan pendapatan year-on-year, public listed company malah meningkat. "Rata-rata meningkat 10-18 persen," katanya.
Enggartiasto Lukita menyebut hal ini menunjukkan pendapatan pengusaha tetap meningkat meski harga tidak naik sehingga pendapatan dari sisi pajak juga tidak terganggu. Kemudian, pemerintah berencana mempermudah impor bahan baku dengan mempermudah melakukan pungutan. "Dengan catatan menjaga keseimbangan agar hasil produksi tetap kompetitif."
Enggar mengungkapkan pemerintah juga berencana mengembangkan pasar tradisional. Caranya dengan membangun fisik pasar tradisional dan memberikan akses ke sumber barang dengan harga yang sama seperti yang didapatkan oleh retail modern. "Menko Perekonomian juga merancang bantuan kredit dengan bunga KUR bagi para pedagang," ujarnya.
DIKO OKTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini