Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Minyakita kian langka dan mahal di berbagai daerah.
Produsen mulai mengerem produksi Minyakita untuk mencegah kerugian.
Pengusaha diduga memilih memasok biodiesel dibanding minyak goreng.
JAKARTA — Saparuddin sudah lupa kapan terakhir kali minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita beredar di Pasar Tradisional Toddopuli, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pedagang berusia 45 tahun tersebut mengatakan produk minyak goreng program pemerintah itu sudah lama raib di pasar tempat dia berdagang.
“Dulu sempat ada masuk (dijual), tapi sudah lama tidak ada lagi,” ujar dia kepada Tempo, kemarin, 8 Februari 2023. Tempo pun berkeliling di Pasar Toddopuli untuk mencari keberadaan minyak yang memiliki harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter tersebut. Namun hasilnya nihil. Beberapa pedagang yang disambangi Tempo justru mengatakan sama sekali belum pernah menjual Minyakita.
Produk Minyakita pertama kali diluncurkan pada awal Juli 2022 sebagai upaya meredam harga minyak goreng yang melambung di pasar. Produk tersebut adalah hasil kewajiban pasokan dalam negeri atau DMO dari eksportir minyak sawit mentah. Pemerintah menjatahkan pasokan 300 ribu ton setiap bulannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, pasokan produk ini mulai terasa seret di pasar, bahkan hilang sama sekali. Akibatnya, harga produk ini pun melampaui batas yang ditentukan pemerintah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo