Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mencoba menggandeng perusahaan pelayaran swasta untuk mengangkut sapi dari timur ke barat di wilayah Indonesia. Rencana ini dilakukan di samping kebijakan pengadaan kapal ternak baru.
"Di waktu mendatang, mestinya kami, Kementerian Perhubungan, harus lebih cerdas membangun transportasi secara lebih dinamis dengan memanfaatkan swasta. Swasta ini kan suatu potensi yang luar biasa," katanya di daerah Pecenongan, Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.
Kiat untuk bisa menarik para pemain swasta, kata Budi, misalnya dengan memberikan subsidi awal guna menghidupkan pasar. Subsidi itu bisa diberikan per ekor sapi dengan periode pengiriman tertentu.
Dengan begitu, Budi mengatakan pengiriman sapi nantinya tidak bakal bergantung pada suatu angkutan tertentu saja. Selain itu, kerja sama dengan swasta itu, kata dia, bakal menjadi solusi bagi perusahaan pelayaran swasta, yang kapalnya kerap kosong setelah mengirim ke Indonesia timur.
"Kalau kita tahu, kapal tol laut dari Indonesia barat ke timur pulangnya kosong kan. Ini di swasta juga terjadi demikian," ujarnya.
Ke depan, dia bakal mencari dan memformulasikan komoditas apa yang bakal mengisi ruang kosong dari kapal-kapal yang pergi dari Indonesia timur ke barat. Salah satunya dengan mengupayakan pengangkutan daging sapi oleh swasta.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan bakal mengadakan lima kapal ternak tambahan untuk menyokong konektivitas penyaluran ternak dari kawasan penghasil sapi di Indonesia bagian timur ke bagian barat. Anggaran yang disiapkan untuk hal tersebut adalah Rp 300 miliar.
"Ini juga inisiatif kami untuk membangun Indonesia timur, seperti Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat yang berpotensi menghasilkan sapi, di samping kami punya fungsi juga untuk mengadakan sapi di Indonesia barat," ucapnya.
Dia berharap pengadaan kapal ternak itu bisa memberi stimulus bagi daerah di Indonesia timur untuk mengembangkan peternakan sapi. Sebab, selama ini, kebanyakan sapi masih dikonsumsi untuk regional saja dengan harga yang kurang bagus. Sedangkan apabila dijual ke Indonesia bagian barat, harganya bisa lebih mahal.
Untuk Jakarta saja, kata Budi, kebutuhan per hari bisa mencapai 500 ekor sapi. Belum lagi permintaan yang datang dari daerah lain, seperti Lampung, Bengkulu, dan Sulawesi. "Bengkulu kemarin kirim surat ke kami karena mereka kirim sapi, tapi banyak yang mati. Sementara kalau Sulawesi, saya dikabari Menteri Pertanian," tuturnya.
Dia merencanakan dua kapal ternak tambahan bakal tersedia pada Desember 2017. Adapun tiga kapal lain direncanakan beroperasi Januari 2018. Jadi total ada enam kapal ternak yang akan beroperasi tahun depan. Setiap kapal, kata Budi, memiliki kapasitas untuk mengangkut sekitar 500 sapi per perjalanan.
Saat ini, dia berujar telah ada satu kapal ternak sapi yang beroperasi dengan rute Kupang atau Waingapu ke Jakarta, yang dijalankan PT Pelni. Pada Maret sampai Oktober 2017, tercatat KM Camara Nusantara 1 telah mengangkut 7.500 sapi ke Jakarta.
CAESAR AKBAR
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini