Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Menhub Ingin Waktu Tempuh Kereta Cepat Jakarta-Surabaya 5 Jam

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan Jakarta-Surabaya menggunakan kereta cepat dapat dicapai dalam waktu 5 jam.

8 Oktober 2017 | 17.38 WIB

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Perbesar
Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO,CO. Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan Jakarta-Surabaya menggunakan kereta cepat dapat dicapai dalam waktu 5 jam. Kereta akan melaju dengan kecepatan 140 kilometer per jam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Budi mengatakan kereta dengan waktu tempuh 5 jam bisa meningkatkan kapasitas penumpang hingga dua kali lipat. "Jadi 24 jam itu berangkat dan kembali dua kali,” kata dia seperti dilansir keterangan tertulis, Ahad, 8 Oktober 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi berharap masyarakat yang awalnya menggunakan pesawat akan beralih ke kereta api karena waktu tempuhnya sudah semakin cepat. Dengan begitu, masyarakat dapat menghemat biaya perjalanan.

Untuk merealisasikannya, Budi menyebut masih ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti penyelesaian perlintasan sebidang, elektrifikasi, serta mengurangi tikungan dan tebing. “Dengan elektrifikasi banyak keuntungan yang kita dapat, industri nasional akan tumbuh, biaya maintenance-nya akan lebih murah, serta eco friendly,” ujarnya. 

Budi menegaskan, butuh waktu empat tahun untuk mengoperasikan kereta cepat Jakarta - Surabaya. Pemerintah akan terlebih dulu fokus kepada lintasan dari Jakarta hingga Semarang yang ditargetkan selesai pada 2019. Rute tersebut selama ini banyak diminati terutama saat musim mudik. 

Setelahnya, pemerintah akan fokus kepada lintasan Semarang-Surabaya yang diperkirakan butuh waktu dua tahun. Menurut Budi, kereta cepat Jakarta-Surabaya akan memanfaatkan rel yang sudah ada. 

Keputusan itu diambil berdasarkan beberapa pertimbangan seperti waktu lebih cepat dan biaya murah. Budi mengklaim biayanya lebih murah dan progressnya lebih cepat karena tanah yang harus dibebaskan sedikit dan tak perlu membangun rel baru. 

Budi mengungkapkan biaya investasi yang diperlukan akan lebih rendah. “Investasi dulu waktu pertama kali Rp 80 triliun. Saya akan usahakan sekarang dibawah itu, kira-kira Rp 60 triliun,” ujarnya. Terkait pendanaan penyelesaian perlintasan sebidang, Budi menyebut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sepakat akan berkerjasama dengan Kementerian Perhubungan.

 

VINDRY FLORENTIN

 

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus