Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic mengunjungi kantor Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam pertemuan itu, Luhut berujar kedua negara tengah merencanakan penguatan sinergi dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dengan posisi strategis sebagai negara tetangga, kami akan terus menjalin komunikasi dan mempertimbangkan beberapa kemudahan kebijakan," kata Luhut dalam Instagram pribadinya pada Senin, 24 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia mengatakan kemudahan kebijakan harus relevan dengan komitmen awal Indonesia yang bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan. Luhut pun meyakini, kerja sama ini dapat berkontribusi besar pada rantai pasok global untuk suplai kebutuhan baterai dan mineral.
Menurutnya, kedatangan Ed Husic merupakan hasil dari kunjungan Presiden Joko Widodo alias Jokowi beberapa waktu lalu ke Australia. Ia menilai upaya Jokowi telah mendapatkan respons yang luar biasa.
Ed sepakat dengan Jokowi bahwa kerja sama Indonesia dan Australia akan menjadi langkah yang hebat dalam mempromosikan transportasi rendah emisi di masa depan. Pasalnya, Indonesia memiliki cadangan nikel yang kaya dan Australia merupakan produsen lithium terbesar di dunia.
Australia merupakan produsen Lithium tersohor di dunia
Merujuk pada Climate Energy Finance 2023, Luhut berujar Australia merupakan produsen Lithium terkemuka di dunia. Diperkirakan jumlah Lithium yang belum diproses dan tersimpan di Negeri Kanguru itu sebesar 46 persen pada 2021. Angkanya pun meningkat jadi 79 persen.
Menurutnya, nilai ekspor lithium mengalami kenaikan 15 kali lipat dalam dua tahun menjadi US$ 16 miliar pada 2023. Selain itu, dalam Australia's Progress on the Energy Transition 2023, Australia juga sedang meningkatkan tingkat dekarbonisasi listrik secara signifikan pada 2030 mendatang.
"Hal ini juga tentunya sejalan dengan visi dan cita-cita Indonesia untuk mengejar target emisi nol di tahun 2060," ujar Luhut.
Sebelumnya, Jokowi telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Admiralty House, Sydney, Selasa, 4 Juni 2023. Kendaraan listrik menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
Jokowi menilai, Indonesia harus membangun kerja sama ekonomi yang lebih substantif dan strategis dengan Australia melalui pengembangan bersama produksi baterai kendaraan listrik. Ia juga telah menawarkan investasi baterai kendaraan listrik kepada Australia.
Langkah tersebut diambil sebagai strategi pemerintah Indonesia dalam mempercepat ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Pemerintah pun menargetkan produksi mobil listrik mencapai 600 ribu unit dan 2,45 juta motor listrik pada 2030. Menurut Jokowi langkah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.