Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah akan melakukan pertemuan dengan sejumlah negara-negara Asia Tenggara untuk membahas soal Trans-Pacific Partnership (TPP).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada pembicaraan yang akan kita bahas lagi di Singapura. Enam negara ASEAN yang belum masuk TPP akan duduk bersama untuk membahas itu," kata Enggartiasto di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 20 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Enggartiasto menjelaskan, Indonesia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dalam Kemitraan Trans Pasifik. Namun, pemerintah enggan terburu-buru karena harus mengkaji terlebih dulu. Apalagi, Amerika Serikat sudah tak bergabung dalam TPP. "TPP tanpa AS tentu lain berbeda dengan TPP plus dengan TPP aslinya," kata dia.
Menurut Enggartiasto, baru ada empat dari 10 negara ASEAN yang bergabung dalam TPP. Karena itu, semua negara-negara ASEAN akan berkumpul di Singapura untuk meminta penjelasan dari 4 negara yang sudah bergabung, yaitu Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. "Dengan demikian maka kita yang enam negara ini bisa kembali lagi kebersamaan ASEAN akan kita tunjukkan di sini," ujarnya.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan, pertemuan antar negara-negara ASEAN itu sekaligus mengkaji wacana Indonesia bergabung dalam TPP. Menurut dia, langkah tersebut dinilai lebih baik untuk meningkatkan solidaritas di antara negara-negara ASEAN.
"Kalau kemaren kan Vietnam jalan sendiri, Malaysia jalan sendiri. Saya kira itu salah satu bentuk leadership Indonesia di ASEAN. Tapi kita belum memutuskan akan gabung atau enggak," ujar Iman.
Meski begitu, Iman menyebutkan keputusan melanjutkan negosiasi perdagangan juga harus diperhatikan. "Kalau dari sekarang kita tutup mata dan enggak mau peduli, kita akan ketinggalan lagi. Cuma seperti apa prosesnya, apa yang harus disiapkan ya perlu dikaji lagi."