Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DALAM dua bulan terakhir, Andika kaget campur senang tiap kali memeriksa saldo akhir tabungannya. Cicilan rumah senilai Rp 730 ribu yang setia disetorkannya sejak Januari 2006 selalu bersisa. ”Dua bulan ini cicilannya turun,” kata karyawan perusahaan teknologi informasi ini setelah membayar angsuran bulan Maret.
Untuk membeli rumah di Pamulang, Banten, yang sekarang ditempatinya, Andika menggunakan kredit kepemilikan rumah (KPR) jenis Kredit Griya Utama (KGU) dari Bank Tabungan Negara (BTN). Nah, sejak Februari lalu, BTN menurunkan suku bunga KPR menjadi 12,75 persen, mengikuti tren turunnya suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI).
BTN tercatat sebagai bank pertama yang menurunkan bunga KPR. ”Orang jualan, wajar dong melihat situasi,” ujar Direktur Kredit Siswanto. Selama ini bank yang memang fokus pada penyaluran kredit pemilikan rumah itu menggunakan SBI sebagai acuan. Rumusnya: suku bunga SBI + 5 persen (2,5 persen untuk biaya over credit, 1,5 persen buat keuntungan, dan 1 persen untuk biaya cadangan).
Dengan menurunkan bunga KPR, Siswanto optimistis BTN dapat kembali melampaui target penjualan tahun ini yang dipatok Rp 7,8 triliun. Tahun lalu, pendapatan BTN mencapai Rp 6,28 triliun, melampaui target Rp 5,76 triliun.
Turunnya SBI—yang kini menjadi 9 persen—memang membuat perbankan berlomba menawarkan KPR berbunga rendah. Menginjak usia emasnya tahun ini, Bank Central Asia (BCA) menawarkan KPR kepada nasabah setia dengan bunga tetap 9,9 persen setahun selama 50 bulan. ”Syaratnya, semua aplikasi harus diterima sebelum 31 Maret,” kata Wakil Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiadmadja. Sebaliknya nasabah baru masih dikenai bunga KPR 12-13 persen per tahun.
Bank Mandiri tak mau kalah. Hingga akhir Juni 2007, bank pelat merah ini memiliki dua produk KPR berbunga rendah. KPR Mandiri untuk membeli tanah dan bangunan dengan suku bunga tetap 5-8,75 persen setahun dan KPR untuk ambil alih rumah dengan cicilan tetap 10,75 persen dalam enam bulan pertama. Pada tahun kedua dan seterusnya, berlaku bunga efektif 12,75 persen. ”Bunga disesuaikan dengan biaya dana kami,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri, Mansyur S. Nasution.
Tren penurunan suku bunga KPR diperkirakan masih berlanjut hingga akhir 2007, sesuai dengan tren penurunan bunga SBI. Namun pengamat properti Ali Tranghada menaksir tren ini baru akan aktif pada triwulan kedua tahun ini. Jika mau bersabar, bukan tidak mungkin bunga KPR dalam beberapa bulan ke depan akan mengecil.
Namun Ali mewanti-wanti konsumen agar tetap waspada. Mereka harus jeli membedakan bunga tetap dan bunga efektif. Sederhananya, bunga tetap adalah bunga yang dikenakan dari pokok pinjaman yang jumlahnya diasumsikan tetap. Sedangkan bunga efektif adalah bunga yang dikenakan pada pokok utang yang jumlahnya terus berkurang karena sudah diangsur. Itu sebabnya bunga efektif sering juga disebut bunga menurun.
Di luar itu, Ketua Indonesian Property Watch ini menunjuk beberapa hal lain yang perlu dicermati konsumen sebelum memilih KPR. Konsumen jangan cuma melihat suku bunga, jangka waktu, besarnya cicilan, dan pelayanan bank. Berbagai soal lain seperti biaya provisi, asuransi, dan penilaian, yang besarnya 2-3 persen dari total kredit, pun perlu dihitung. Itu baru namanya konsumen cerdas.
D.A. Candraningrum, Suryani Ika Sari
Pilih yang Mana?
BNI Griya Suku bunga: 12,6 persen (cicilan tetap tahun pertama, selanjutnya fluktuatif) untuk developer bekerja sama; 13 persen untuk developer non-kerja sama Plafon kredit: Rp 15 juta hingga 5 miliar
KPR BCA Suku bunga: 9,9 persen (cicilan tetap setahun selama 50 bulan, selanjutnya fluktuatif) Plafon kredit: Maksimal 80 persen dari total harga rumah
KPR Mandiri Suku bunga: 5-8,75 persen untuk membeli rumah (cicilan tetap tahun pertama, selanjutnya fluktuatif) dan 10,75 persen untuk ambil alih (cicilan tetap enam bulan pertama, selanjutnya fluktuatif) Plafon kredit: Rp 50 juta sampai 2 miliar
KPR BRI Suku bunga: 10,8 persen untuk renovasi dan 11 persen untuk membeli rumah (cicilan tetap selama 1 tahun, selanjutnya fluktuatif) Plafon kredit: Hingga Rp 5 miliar
KPR Ekspress BII Suku bunga: 12,5 persen per tahun efektif untuk masa 5 tahun angsuran; 10,98 persen untuk tahun pertama dan tahun berikutnya 13,98 persen Plafon kredit: Minimal Rp 15 juta
KPR Kredit Griya Utama BTN Suku bunga: 12,75 persen (cicilan tetap tahun pertama, selanjutnya fluktuatif) Plafon kredit: Hingga Rp 5 miliar Biaya administrasi: 1 - 1,5 persen dari biaya total
KPR Niaga Kredit Rumah Suku bunga: 11 persen (cicilan tetap tahun pertama, selanjutnya fluktuatif) Plafon kredit: Untuk pembelian rumah baru, maksimum 90 persen dari biaya total. Untuk renovasi, 80 persen dari biaya total Biaya administrasi: 5 persen dari plafon pinjaman
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo