Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ombudsman RI mengapresiasi upaya screening lebih ketat di pintu-pintu kedatangan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Namun, kendati belum ada data soal warga Indonesia terjangkit virus corona, pemerintah tetap perlu menyiapkan crisis center (pusat krisis). Hal ini mesti dilakukan mengingat mobilisasi manusia dari Cina ke Indonesia atau sebaliknya cukup tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pusat komunikasi krisis ini dinilai perlu segera disiapkan karena publik penting mendapat informasi akurat terkini agar mempersempit ruang berkembangnya informasi sesat atau hoaks. Informasi publik ini perlu dikelola sumber tunggal dan para pejabat agar menahan diri tidak menyampaikan informasi yang akuntabilitasnya belum jelas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie, mengatakan bahwa berdasarkan data statistik, jumlah tenaga kerja asal Cina yang ada di Indonesia mencapai 32.209 jiwa pada 2018. Mereka terkonsentrasi pada wilayah-wilayah proyek maupun perkantoran perusahaan multinasional asal Cina.
“Tak cukup mudah mendapatkan data statistik mutakhir mengenai tenaga kerja asal Indonesia yang berada di Cina. Beberapa sumber seperti The World Bank dan BPS menyebutkan dari 9 juta tenaga kerja asal Indonesia di luar negeri, ada 10 persen atau lebih kurang 900.000 jiwa di Cina,” ujarnya, Senin 27 Januari 2020.
Lebih jauh, lembaga itu memandang Pemerintah perlu melakukan beberapa hal yakni menyiapkan komunikasi krisis agar masyarakat mengetahui kemana mereka harus berhubungan segera jika wabah mulai meluas dan bagaimana mengurangi resiko terjangkit virus corona.
Selain itu, juga perlu mengkaji ulang kesepakatan-kesepakatan investasi yang mensyaratkan penggunaan tenaga kerja asing asal hina dan menyiapkan skema mitigasi. Hal ini dinilai Alvin penting untuk mengantisipasi risiko meluasnya wabah virus corona di area-area proyek investasi asal Cina dan mengurangi dampak ekonomis akibat terganggunya aktivitas investasi.
“Perlu juga mengidentifikasi dan menyiapkan skema perlindungan bagi penduduk Indonesia yang berada di Cina, baik pekerja migran, pelajar, dan lainnya, maupun di wilayah negara lain yang terindikasi terkena serangan virus corona,” ucap Alvin.