Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana memperkirakan besaran kupon obligasi negara ritel atau ORI ke-19 atau ORI019 yang ditawarkan pemerintah pekan depan tak akan jauh berbeda dengan pendahulunya, ORI018 yang memiliki kupon 5,7 persen per tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada tahun lalu tercatat pemerintah menerbitkan dua seri ORI yakni ORI018 yang terbit Oktober 2020, serta ORI017 yang terbit pada Juni 2020. “Pasti akan turun, tapi saya kira penurunannya nggak banyak dibanding seri tahun lalu, apalagi di tengah risiko sekarang,” kata Fikri, Kamis, 21 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih jauh Fikri menyebutkan situasi saat ini bukan waktu paling strategis bagi iklim SBN ritel. Pasalnya, yield SBN acuan 10 tahun tengah meningkat, belum lagi perkembangan pandemi yang tak kunjung membaik, serta perpanjangan pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali.
“Jadi kalau kuponnya turun terlalu jauh, akan kurang menarik. Walaupun jika dibandingkan dengan instrumen lain ya tetap kompetitif. Fitur-fitur yang diberikan pemerintah juga mungkin akan menambah daya tarik,” kata Fikri.
Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Deni Ridwan menjelaskan bahwa struktur ORI019 akan sama dengan seri-seri sebelumnya. Instrumen investasi itu akan memiliki tenor 3 tahun dengan besaran kupon tetap dibayarkan secara bulanan.
ORI019 akan memiliki mininum holding periode selama satu kali periode pembayaran. Selanjutnya, SBN ritel itu dapat diperdagangkan sebelum jatuh tempo.
Di tengah tren penurunan suku bunga, Deni optimistis kupon ORI019 akan menarik. Pasalnya, besaran yang dipatok biasanya berada di atas rata-rata tingkat bunga deposito bank badan usaha milik negara (BUMN).
Selain itu, di tengah kecenderungan meningkatnya animo investor lokal baru untuk masuk ke pasar saham, Deni menilai ORI019 sangat tepat untuk dibeli oleh investor-investor tersebut. “Hal ini dikarenakan ORI dapat menjadi instrumen penyeimbang di portofolio investasi mereka karena risiko ORI019 jauh lebih rendah daripada investasi di saham,” katanya.