Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Securitas Reza Priyambada mengatakan pasar saham di zona Asia, Eropa, dan Amerika cenderung bergerak ke zona hijau.
"Penguatan bursa saham di kawasan Asia itu seiring dengan adanya kabar Amerika Serikat mencari resolusi damai untuk mengatasi ketegangan dengan Korea Utara, yang cukup mengurangi kekhawatiran investor," kata Reza Priyambada, Selasa, 19 September 2017.
Pelaku pasar juga cenderung mengantisipasi petunjuk dari kebijakan moneter di akhir pekan nanti. Aksi beli pada saham-saham otomotif, keuangan, energi, dan konsumer turut membantu mengangkat laju bursa saham Asia.
"The Fed akan melaksanakan pertemuannya pada 19 September dan diperkirakan akan membahas kenaikan suku bunganya pada Desember. Kondisi ini yang cukup mengangkat bursa saham Asia," kata Reza.
Hal tersebut juga berimbas pada pasar saham di Eropa yang mampu berbalik positif. Meski setelah Korea Utara kembali meluncurkan rudalnya di akhir pekan kemarin, tidak mempengaruhi sentimen pasar.
"Sentimen kian meredanya ketegangan di Semenanjung Korea turut membantu menguatnya laju bursa saham Eropa," kata Reza. Meredanya ketegangan tersebut seiring dengan tidak terprovokasinya AS, Jepang, dan Korea Selatan untuk membalas peluncuran rudal tersebut.
Indeks pan-European Stoxx naik 0,33 persen dengan dukungan saham-saham industri dan perbankan. Adanya berita kenaikan rating Portugal turut membantu sentimen positif di bursa saham Eropa.
Di Amerika jelang rapat The Fed, kondisi bursa saham AS justru menguat. Berkurangnya ketegangan di Semenanjung Korea turut membantu menguatnya laju bursa saham AS.
"Indeks DJIA menguat dipimpin oleh kenaikan tajam Caterpillar Inc. CAT dan General Electric Co GE, sehingga menandai catatan rekor kelima kalinya DJIA berturut-turut dan kenaikan selama tujuh hari terakhir," kata Reza.
Begitupun dengan Indeks S&P 500 yang menguat karena kenaikan saham finansial. Tidak ketinggalan, Indeks Komposit Nasdaq pun turut bertengger di zona hijau. "Penilaian positifnya kondisi di dalam negeri dan luar negeri sebagai pendorong utama munculnya kembali pembelian ekuitas AS," kata Reza.
HENDARTYO HANGGI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini