Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat Diproyeksi Rampung 2019

Pelindo II harus mengembangkan Terminal Internasional Kijing karena Pelabuhan Pontianak saat ini kapasitasnya terbatas

30 Januari 2017 | 22.58 WIB

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. ANTARA
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) menargetkan operasional sebagian terminal Pelabuhan Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat pada 2019. Pelabuhan internasional ini akan melayani sektor industri hilir di provinsi tersebut di antaranya minyak sawit mentah dan aluminium.

Direktur Teknik dan Manajemen Risiko PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Dani Rusli Utama mengatakan proyek pengembangan pelabuhan itu terdiri dari tiga fase. Yakni fase pertama terminal peti kemas dan multipurpose, fase kedua terminal peti kemas dan curah cair dan fase ketiga terminal curah kering dan curah cair.

Baca: Pelindo II Siap Jadi Operator Pelabuhan Patimban

"Fase pertama, peti kemas dan multipurpose, investasinya sekitar Rp 2 triliun," ucapnya seperti dikutip dari Bisnis.com, Senin 30 Januari 2017.

Jika ditotal, Dani  memperkirakan ketiga fase tersebut akan menghabiskan dana Rp 5 triliun. Namun, jumlah tersebut belum termasuk investasi alat penunjang bongkar muat.

Pelindo II harus mengembangkan Terminal Internasional Kijing karena Pelabuhan Pontianak saat ini kapasitasnya terbatas hanya 217.000 TEUs. Sementara itu, terminal peti kemas dan multipurpose Kijing fase pertama diproyeksikan menampung dua kali lipat dari kapasitas Pelabuhan Pontianak atau sekitar 500.000 TEUs.

Pelabuhan ini, lanjut Dani, memiliki potensi besar karena memiliki kedalaman alami sedalam -15 low water spring (LWS) sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pengerukan di sana (dredging).

Simak: Bank Indonesia Senang Warga Papua Antusias Tukar Uang Baru 

Adapun, total keperluan lahan untuk Pelabuhan Internasional Kijing mencapai 200 ha, sementara kawasan industrinya mencapai kurang lebih 5.000 ha. Selain minyak sawit, Kalimantan Barat juga memiliki potensi kayu, pertambangan dan industri makanan yang dapat menjadi kargo muatan dari wilayah ini.

Dalam kunjungannya ke Pontianak tahun lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan pemerintah akan membangun Pusat Logistik Berikat (PLB) di Kijing untuk mengembangkan potensi ekonomi dari wilayah itu.

BISNIS.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan Adiwijaya

Setiawan Adiwijaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus