Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Pelajaran Pandemi CEO Nestle: Berani Ambil Keputusan yang Hanya Benar 50 Persen

Sejumlah ekspansi bisnis tetap dilakukan Nestle Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

18 April 2021 | 15.42 WIB

Sejumlah produk pangan yang diproduksi PT Nestle Indonesia, sejak 50 tahun beroperasi di Indonesia. Senin, 19 April 2021. Sumber: istimewa
Perbesar
Sejumlah produk pangan yang diproduksi PT Nestle Indonesia, sejak 50 tahun beroperasi di Indonesia. Senin, 19 April 2021. Sumber: istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ekspansi bisnis tetap dilakukan Nestle Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Mulai dari investasi jutaan dolar untuk pengembangan kapasitas tiga pabrik sampai melipatkgandakan belanja iklan selama pandemi Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

CEO Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar bercerita bahwa pelajaran penting yang dipetik perusahaan selama pandemi ini adalah berani membuat keputusan, sekalipun tidak sempurna. Menurut dia, keputusan harus diambil walau fakta dan data pendukung yang tersedia tidak lengkap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"It's better to move, daripada duduk dan jangan (tidak) buat keputusan," kata Ganesan dalam wawancara virtual bersama Tempo pada Jumat, 12 April 2021.

Ganesan menjelaskan bahwa pada 2019, Nestle menggelontorkan investasi senilai US$ 100 juta untuk pengembangan kapasitas produksi di tiga lokasi pabrik mereka. Ketiganya yaitu Pabrik Kejayan di Pasuruan, Jawa Timur; Pabrik Panjang di Lampung, dan Pabrik Karawang di Jawa Barat.

Lalu pada 2020, mereka juga kembali menggelontorkan investasi dengan nilai yang sama, US$ 100 juta dolar. Investasi ini untuk pengembangan kapasitas di tiga lokasi produksi pada 2020 dan 2021.

Selain itu, Nestle Indonesia juga melipatgandakan belanja iklan. Sebab, kata dia, perusahaan melihat pandemi ini akan membuat orang lama tinggal di rumah sehingga mereka pasti lebih banyak menonton TV dan melihat sosial media.

Secara keseluruhan, kata Ganesan, riset dari beberapa lembaga seperti Nielsen memang mencatat bahwa kinerja industri Fast-moving consumer goods (FMCG) sepanjang 2020 menurun. Selain itu, dampak dari Ramadhan dan Lebaran 2020 juga tidak begitu besar untuk industri ini.

Tahun ini, kata Ganesan, konsumen juga kemungkinan masih akan berpikir-pikir untuk memilih apakah akan belanja atau menyimpan uang mereka. Sebab, masyarakat juga tidak boleh melakukan mudik lebaran 2021 sesuai instruksi pemerintah.

Meski demikian, kata Ganesan, Nestle Indonesia tetap optimistis lebaran 2021 akan memberikan dampak yang lebih baik bagi perusahaan dibandingkan tahun lalu. Sehingga, berbagai ekspansi bisnis tersebut tetap diambil oleh perusahaan.

Prinsip ini yang ditekankan Ganesan di Nestle Indonesia. Menurut dia, lebih baik membuat keputusan yang hanya benar 50 persen. Ketimbang tidak membuat keputusan, lalu selamat dari kesalahan.

FAJAR PEBRIANTO

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus