Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengklaim pembangunan Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu yang berlokasi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, hampir menyentuh 30 persen. Hingga 10 September 2020, pembangunan sisi laut mencapai 29,86 persen dan sisi darat 26,80 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Dokumen penetapan UKL/UPL (upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup) serta izin Lingkungan sudah di PT Pelindo III, tinggal diteruskan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur,” ujar Asisten Deputi Infrastruktur Konektivitas Kemenko Marves Rusli Rahim dalam keterangan tertulis, Senin, 28 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terminal Multipurpose Wae Kelambu akan dimanfaatkan sebagai sentra lalu-lintas logistik dan bongkar muat kontainer, kargo, serta curah cair. LPelabuhan ini mendukung Labuan Bajo yang merupakan salah satu destinasi wisata super prioritas.
Adapun pembangunan dan pengelolaan Terminal Multipurpose digarap oleh Pelindo III. Setelah selesai dibangun, pelabuhan ini akan memiliki dermaga sepanjang 120 meter yang bisa disandari kapal berkapasitas 25.000 DWT.
Pelabuhan juga memiliki kapasitas petikemas hingga 100 ribu twenty-foot equivalent units (TEUs) dan menampung curah cair hingga 1,5 juta ton per tahun. Setelah terminal kelar dibangun, pelabuhan yang ada saat ini hanya akan menjadi tempat bersandar kapal-kapal wisata, kapal penumpang, dan kapal pesiar atau yacht.
Pembangunan Terminal Multipurpose Wae Kelambu menggunakan dana APBN dengan total nilai kontrak pekerjaan mencapai Rp 173 miliar. Pembangunan tetap berjalan di masa pandemi corona.
“Pengawalan pengawalan program-program yang menjadi arahan Presiden terus dilakukan, termasuk Pengembangan hub dan superhub (pelabuhan dan bandara),” ucap Rusli.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA