Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Pencabutan Subsidi Listrik: Pelanggan PLN Gorontalo Protes

Rencana pencabutan subsidi listrik membuat sebagian besar pelanggan PLN di Gorontalo berpotensi kehilangan fasilitas tersebut.

30 Oktober 2015 | 23.00 WIB

Dua kincir angin yang berputar di Taralga Wind Farm. Di wilayah ini terdapat kurang lebih 51 kincir angin, yang digunakan untuk membangkitkan listrik. Taralga, Australia, 31 Agustus 2015. Mark Kolbe / Getty Images
Perbesar
Dua kincir angin yang berputar di Taralga Wind Farm. Di wilayah ini terdapat kurang lebih 51 kincir angin, yang digunakan untuk membangkitkan listrik. Taralga, Australia, 31 Agustus 2015. Mark Kolbe / Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pencabutan subsidi listrik membuat sebagian besar pelanggan PLN di Gorontalo berpotensi kehilangan fasilitas tersebut.


Manager Area PLN Gorontalo Putu Eka Astawa, Jumat (30 Oktober 2015), mengatakan pihaknya belum menerima data nama mana saja yang akan dicabut subsidinya. Namun, saat ini jumlah pelanggan kategori 450 dan 900 VA di daerah itu 86,44 persen dari total pelanggan.


"Untuk tahu mana pelanggan yang masih terima subsidi dan mana yang tidak, kami harus menunggu data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)," ungkapnya di Gorontalo, Jumat.


Tim tersebut akan mengeluarkan data pelanggan yang mampu dan tidak perlu di subsidi lagi.


Total di PLN Gorontalo saat ini 194.366 pelanggan, yang terdiri dari pelanggan 400 VA sebanyak 104.554, pelanggan 900 VA 63.448 dan sisanya adalah pelanggan di atas daya tersebut.


Pencabutan subsidi tersebut meresahkan sejumlah warga, yang sampai saat ini bahkan belum bisa menikmati layanan listrik dengan maksimal.


"Listrik di daerah ini sering padam, kemudian subsidi mau dicabut juga untuk warga," ungkap salah seorang warga Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo, Ika Mahmud.


Salah satu yang ia khawatirkan adalah cara pemerintah menentukan siapa yang dianggap mampu membayar listrik subsidi dan siapa yang tidak.


"Ukuran mampu versi pemerintah akan berbeda dengan kami. Bisa-bisa yang miskin justru tidak diakomodir dalam subsidi," tambahnya.


BISNIS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saroh mutaya

Saroh mutaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus