Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengakses situs porno di Indonesia cenderung menurun sejak 2009. Menurut Wakil Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet and Infrastructure (ID-SIRTII) Muhammad Salahuddien Manggalanny, hal itu karena pada tahun tersebut pemerintah mulai gencar memblokir situs berkonten negatif.
Baca juga: Setiap Hari 25 Ribu Anak Indonesia Buka Situs Porno
"Sekarang sudah sekitar 50 persen dari total 700-an situs negatif yang diblokir," ujarnya saat jumpa wartawan di Crematology Coffe Roasters, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Oktober 2017.
Menurut pria yang akrab dipanggil Didien itu, saat ini, tren yang sedang menanjak ialah akses situs malware dan judi online. Kedua situs tersebut, menurut Didien, tren aksesnya naik setiap tahun.
Ia menjelaskan, salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperketat penyaringan konten negatif dengan sistem crawling. Sistem ini akan menyaring kata kunci yang berkaitan dengan situs negatif sehingga pengguna tidak bisa mencari atau mengaksesnya melalui Internet.
Namun pengetatan ini ada juga berdampak pada situs-situs yang tidak berkonten negatif, misalnya nama situs yang mirip dengan situs berkonten negatif akan ikut terblokir.
"Jadi ibarat dagang online, kalau ada kasus toko online menipu atau jual barang palsu, situs online lain juga dicurigai," ucapnya.
Namun demikian, untuk kerugian karena malware, seperti Wannacry, Indonesia memang menjadi salah satu target. Namun sejauh ini tidak ada laporan kerugian karena malware tersebut. "Kita (Indonesia), walau kena malware, biasanya enggak mau transfer apa pun ke pelaku," tuturnya.
Meski secara nasional menurun, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan jumlah anak yang menonton situs porno sudah masuk kategori mengerikan. "Ada 25 ribu anak yang menonton pornografi per hari," kata dia di Bali, Minggu, 24 April 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini