Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jawa Barat akan membangun jaringan transportasi penghubung atau pengumpan (feeder) dari stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa, mengatakan investasi untuk menghubungkan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar, Kabupaten Bandung, menuju Stasiun Bandung mencapai Rp 3,96 triliun. “Pembiayaan memakai skema Business to Business,” kata dia, di Bandung Senin 22 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Iwa PT Kereta Api Indonesia, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, PT WIKA Realty, dan PT Jabar Moda Transport akan membentuk konsorsium untuk membangun feeder kereta cepat Jakarta-Bandung. Pemerintah Jawa Barat bersama calon pengembang tengah membahas rencana trase, pembentukan perusahaan patungan atau joint-venture, hingga studi mengenai kawasan hunian terpadu atau Transit Oriented Development (TOD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sekarang dalam proses finalisasi bussiness case, atau pra-studi kelayakan. Kalau sudah selesai, akan dilakukan usulan penetapan rencana trase dan pengajuan penetapannya oleh gubernur,” ujar dia.
Iwa mengatakan, proses tersebut ditargetkan tuntas pada November mendatang. Selanjutnya pengembang bisa menjalankan proses konstruksi. Pemerintah Jawa Barat menargetkan rute feeder Stasiun kereta cepat Tegalluar-Stasiun Bandung selesai pada Mei 2021. “Tepat satu bulan sebelum kereta cepat Jakarta-Bandung selesai, yakni pada Juni 2021,” katanya sembari mengatakan kemajuan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 60 persen.
Rencananya, kereta pengumpan atau feeder tersebut akan melewati kawasan Stasiun Cimekar. Pengembang akan membangun jalur kereta baru dari Tegallluar menuju Cimekar sepanjang 2,5 kilometer.
Estimasi jumlah penumpang pengumpan kereta cepat Jakarta-Bandung itu di tahun pertama mencapai 6,63 juta orang dalam setahun. Diperkirakan dalam lima tahun ke depan jumlah penumpang bisa melonjak hingga 18 juta orang per tahun.