Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Penyakit Mulut dan Kuku di Jatim Dapat Membuat Harga Sapi Melonjak, Jika...

Jika pemerintah berhasil mencegah perluasan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di Jawa Timur maka wabah ini hanya akan jadi kasus lokal.

9 Mei 2022 | 19.43 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengecek hewan ternak di salah satu area kandang sapi di wilayah setempat. Kepala Dinas Peternakan, dalam suratnya kepada Gubernur Jawa Timur 5 Mei 2022, mengungkap wabah penyakit mulut dan kuku merebak di Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto. ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim.
Perbesar
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengecek hewan ternak di salah satu area kandang sapi di wilayah setempat. Kepala Dinas Peternakan, dalam suratnya kepada Gubernur Jawa Timur 5 Mei 2022, mengungkap wabah penyakit mulut dan kuku merebak di Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto. ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom Institute for Development of Economics (Indef), Rusli Abdullah, mengingatkan pemerintah bahwa wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur dapat membuat harga sapi melonjak jika terus merebak secara nasional. Jika pasokan sapi menurun, apalagi menjelang Idul Adha, maka harga sapi bisa naik dan juga mempengaruhi inflasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Hal pertama yang harus dilakukan pemerintah, menurut Rusli adalah mencari tahu penyebab PMK muncul. “Karena Indonesia sudah bersih dari penyakit tersebut sejak tahun 1990-an.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan ada dua kemungkinan yang menyebabkan PMK muncul di Indonesia, yaitu karena proses impor sapi yang kurang baik atau terjadinya penularan dari luar negeri masuk ke Indonesia melalui masyarakat.

Rusli menuturkan karena Jawa Timur memiliki populasi penduduk yang padat, maka sebaiknya pemerintah melakukan antisipasi lalu lintas perdagangan sapi, terutama di perbatasan menuju Bali dan Jawa Tengah selama minimal seminggu ke depan.

Jika pemerintah berhasil mencegah perluasan PMK di Jawa Timur maka wabah ini hanya akan jadi kasus lokal dan tidak akan membuat masalah kenaikan harga sapi maupun hewan ternak lainnya.

Adapun soal kerugian akibat wabah ini, Rusli mengatakan pemerintah juga harus mengantisipasi dampak PMK pada para peternak. Dalam jangka pendek, menurutnya peternak akan berkurang pendapatannya karena sapi atau domba milik mereka akan menjadi kurus atau tidak memenuhi syarat layak jual. Juga dalam jangka panjang, PMK dapat mendistorsi populasi hewan ternak sehingga dapat berdampak pada perekonomian negara. 

Kementerian Pertanian menyatakan telah menyiapkan langkah darurat untuk menangani penyebaran dan tracing Penyakit Mulut dan Kuku di beberapa wilayah di Jawa Timur. Langkah ini dilakukan setelah Kementan melakukan rapat kordinasi bersama Gubernur Jawa Timur dan 4 Bupati wilayah kasus PMK, yaitu Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Lamongan serta melakukan lockdown zona wabah.

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus