Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

PLN Bangun Dua Pembangkit Tenaga Mesin Gas di Papua

Pembangunan konstruksi PLTMG Holtekamp sudah mencapai 50 persen, sedangkan PLTMG di Nabire masih dalam tahap pembangunan awal.

21 April 2017 | 03.38 WIB

Pekerja mengerjakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo di desa Maleo, Pohuwato, propinsi Gorontalo, 11 November 2015. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Perbesar
Pekerja mengerjakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo di desa Maleo, Pohuwato, propinsi Gorontalo, 11 November 2015. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tengah membangun dua pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) di Kampung Holtekamp, Jayapura berkapasitas 50 Megawatt dan di Nabire berkapasitas 20 MW.

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Papua Henrison Lumbanraja mengatakan, pembangunan konstruksi PLTMG Holtekamp sudah mencapai 50 persen, sedangkan PLTMG di Nabire masih dalam tahap pembangunan awal, yaitu dengan progres 10 persen.

“Pembangunan ini merupakan tahap awal dari program 35.000 MW yang ada di tanah Papua. Dalam program 35.000 MW, Papua dan Papua Barat akan mendapatkan tambahan daya sebesar 320 MW,” ujar Henrison melalui keterangan resminya dikutip Bisnis, Kamis, 20 April 2017.
Selain dua pembangkit yang sedang dibangun, PLN juga akan membangun pembangkit di banyak lokasi di Papua dan Papua Barat seperti di Sorong, Fak-fak, Timika, Manokwari, Bintuni, Biak, Serui, dan Merauke.

“Selama proses pembangunan, PLN meminta dukungan kepada masyarakat dan SKPD setempat agar dapat berjalan dengan lancar. Kami akan terus berupaya agar amanah dari Presiden Joko Widodo agar rasio elektrifikasi di tanah Papua dapat mencapai 90 persen pada tahun 2019,” kata Henrison.

Sebelumnya, Menteri Ignasius Jonan mengatakan pembangunan pembangkit disesuaikan dengan sumber daya dari daerah setempat, termasuk di papua, sebagai langkah efisiensi,

Jonan menilai PLTU berbahan batu bara dinilai kurang efisien jika dibangun di Papua dan Maluku karena biaya angkut batu bara yang mahal. Berbeda dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat yang kaya akan batu bara.
BISNIS.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rully Widayati

Rully Widayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus