Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengembangan Kawasan Pemukiman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rina Farida mengatakan luas pemukiman kumuh di Indonesia mencapai 38.641 hektare. Rina mengatakan kawasan kumuh paling banyak terdapat di pulau Jawa. Kepadatan penduduk di Jawa, kata Rina, menjadi penyebab banyaknya kawasan kumuh di pulau itu.
"Karena salah satu indikator kawasan disebut kumuh itu kepadatan rumah yang tinggi," kata Rina, di Jakarta, Selasa 5 September 2017.
Simak: Penataan Kawasan Kumuh Sedot Biaya US 762 Juta
Indikator lainnya, kata Rina, adalah kurangnya infrastruktur pengolahan sampah dan sarana pencegah kebakaran. "Itu indikatornya," tuturnya.
Rina mengatakan salah satu kota dengan pemukiman kumuh ada di Jogjakarta. Di satu kawasan di kota itu, kata Rina, satu rumah bisa digunakan untuk tiga fungsi sekaligus. "Pagi misalnya tukang sayur sudah pulang, lalu tukang bakso keluar, lalu (penghuni) yang lainnya masuk. Itu gambaran saja ya."
Sebaliknya, menurut Rina, pemukiman kumuh justru jarang ditemui di pedesaan. Masalah di pedesaan berupa kurangnya standar pelayanan minimalnya, seperti fasikitas jalan, saluran air dan pengolahan sampah. "Intinya penyediaan air minum dan limbahnya tidak baik," tutur Rina.
ROSSENO AJI NUGROHO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini