Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA – Bank Indonesia resmi menerapkan kebijakan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) atau National Payment Gateway mulai bulan ini. Sistem yang dirancang sejak 20 tahun lalu ini akan mengintegrasikan berbagai instrumen pembayaran nasional. “GPN menjadi salah satu instrumen kebijakan sistem pembayaran yang bisa memacu pertumbuhan perekonomian,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kepada Tempo, Jumat pekan lalu.
Nantinya, kata Perry, melalui GPN, seluruh proses transaksi dan pembayaran seluruh perbankan di Indonesia ditampung dalam satu sistem. Melalui sistem pembayaran ini, seluruh instrumen mesin anjungan tunai mandiri, mesin electronic data capture (EDC), serta layanan perbankan lainnya diintegrasikan ke dalam satu sistem.
Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional Bank Indonesia, Pungky Wibowo, mengatakan dibutuhkan waktu 20 tahun untuk mengimplementasikan GPN. “Karena kami tidak bisa mengabaikan bahwa untuk melakukan ini dibutuhkan pengembangan, ketahanan daya saing, kami mengukur kesiapan infrastruktur sistem pembayaran domestik,” ujarnya.
Data Bank Indonesia menyebutkan 60 bank dari 72 bank penerbit kartu debit telah terkoneksi ke 1 switching. Sebanyak empat bank dari 72 bank telah terkoneksi ke 2 switching. Selanjutnya, untuk kanal pembayaran seperti mesin 670 ribu EDC telah terkoneksi GPN dari total 1 juta EDC yang ada. “Implementasinya sekarang sudah kartu debit, lalu nanti uang elektronik, dan terakhir kartu kredit.”
Tak hanya menyatukan sistem pembayaran nasional, bank sentral telah mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan semua kartu debit yang dikeluarkan bank nasional menggunakan logo Garuda. Sebelumnya, setiap bank menggunakan jasa perusahaan principal, seperti Visa, Mastercard, Maestro, Cirrus, dan JB, untuk layanan transaksi antarbank di dalam dan luar negeri.
Pungky mengatakan logo Garuda merupakan identitas sistem pembayaran nasional. Nantinya seluruh perbankan akan menerbitkan kartu debit dengan desain, logo, dan bentuk kartu yang sama.
Saat ini bank sentral telah menerima 82 permohonan persetujuan desain kartu ATM/debit berlogo nasional dari 112 bank penerbit. Targetnya, semua kartu itu sudah berganti dengan logo Garuda pada 2021. “Dilakukan secara bertahap, sambil menghabiskan stok,” kata Pungky.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Heru Kristiyana, mengatakan GPN menjadi solusi untuk mendorong pengembangan sistem pembayaran domestik yang sebelumnya masih terkotak-kotak. “Dulu kan bank-bank masih sendiri-sendiri dalam melayani nasabahnya. Bank-bank besar punya ATM lebih banyak, tapi belum berbagi dengan yang lain,” ujarnya. Melalui GPN, kotak-kotak itu sudah hilang. “Kepentingan masyarakat jadi yang utama.”
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Achmad Baiquni, mengatakan proses penggantian kartu kepada nasabah perlahan telah dilakukan. Perbankan juga terus beradaptasi menyiapkan implementasi penuh sistem GPN. BNI, kata dia, telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan BI dengan bekerja sama dengan dua lembaga switching atau lebih. “Kami sudah pakai Jalin dan Lintas Arta.”
GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo