Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mulanya, konsep hubungan inti (DCD) dan plasma (petani) berjalan mulus. Si pengusaha menyediakan modal, si petambak membayar cicilan setelah panen udang tiba. Karena itu, petambak diwajibkan menghasilkan udang windu rata-rata 600 kilogram sekali panen. Dua lahan tambak dikelola seorang petani, dan itu butuh investasi Rp 145 juta. Toh, akhirnya petambak merasa DCD "memanipulasi" data utang dan harga jual udang mereka, dan konflik pun pecah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo