Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik sudah tidak lagi merilis data produksi jagung nasional sejak 2016. Sehingga, Kepala BPS Suhariyanto enggan mengomentari kebijakan pemerintah yang bakal mengimpor 100 ribu ton jagung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya enggak komentar soal impor jagung, saya enggak ikut-ikutan. Soal data produksi, BPS tidak merilis data produksi jagung sejak tahun 2016," ujar Suhariyanto di kantornya, Senin, 5 November 2018.
Suhariyanto mengatakan untuk menghitung produksi jagung nasional, lembaganya masih perlu berdiskusi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi. Sebelumnya, bersama BPPT, BPS juga baru saja mengoreksi metode penghitungan produksi beras nasional.
"Jadi kami lihat dulu, beras saja kami butuh tiga tahun," ujar Suhariyanto. "Kami harus memastikan metodenya objektif dan transparan."
Pada Jumat, 2 November, Darmin Nasution mengatakan harga jagung sedang naik, padahal sedang diperlukan. Darmin mengatakan, karena itu Amran Sulaiman mengusulkan ada impor. "Jadi, jagung itu harganya kan naik, padahal itu diperlukan dan Menteri Pertanian mengusulkan ada impor dan perlu cepat untuk perusahaan peternakan kecil menengah, terutama peternakan telur," kata Darmin.
karena itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan Darmin telah memerintahkan kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk mengeluarkan rekomendasi impor jagung pakan ternak sebanyak 100 ribu ton dan menugaskan kepada Perum Bulog untuk melakukan impor.
Lebih lanjut Syukur mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik produksi jagung dalam lima tahun terakhir meningkat rata-rata 12,49 persen per tahun. Itu artinya, kata Syukur 2018 produksi jagung diperkirakan mencapai 30 juta ton pipilan kering.
Prakiraan ketersediaan produksi jagung November sebesar 1,51 juta ton, dengan luas panen 282.381 hektare, bulan desember 1,53 juta ton, dengan luas panen 285.993 hektare.
Sementara dari sisi kebutuhan, kata Syukur berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan Kementan, kebutuhan jagung tahun ini diperkirakan sebesar 15,5 juta ton PK, terdiri dari: pakan ternak sebesar 7,76 juta ton PK, peternak mandiri 2,52 juta ton PK, untuk benih 120 ribu ton PK, dan induslri pangan 4,76 juta ton PK.
CAESAR AKBAR | HENDARTYO