Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, selain pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, ada berbagai tantangan baru yang berbeda dari tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ada dua tantangan besar yaitu lonjakan inflasi global maupun perang yang terjadi di Ukraina,” kata Sri Mulyani di DPR, Jumat, 20 Mei 2022. Kedatangannya ke gedung parlemen itu untuk menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia menjelaskan perang Rusia-Ukraina telah mendisrupsi sisi produksi yang sangat besar sehingga mendorong kenaikan harga-harga komoditas global. Selain itu, pengetatan kebijakan moneter global khususnya di Amerika Serikat yang mendorong kenaikan suku bunga.
Untuk mengantisipasi ancaman tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah darurat dan extraordinary dari kebijakan ekonomi makro dan fiskal. Tujuan pertama, kata Sri Mulyani, untuk menyelamatkan rakyat dari ancaman Covid 19.
“Akan dilakukan peningkatan dukungan anggaran yang sangat besar untuk muatan sarana dan prasarana kesehatan, penanganan pasien, obat-obatan, pemberian insentif tenaga kesehatan termasuk pemberian vaksin,” ujar Sri Mulyani.
Selain itu, pemerintah akan menambah anggaran secara signifikan dan masif sebagai bantalan sosial. Bantuan itu digelontorkan untuk melindungi masyarakat dari merosotnya daya beli akibat kehilangan pekerjaan atau terhentinya kegiatan ekonomi yang meluas karena pandemi.
Kebijakan ekonomi makro dan fiskal itu juga diharapkan dapat mendukung dan melindungi dunia usaha, terutama usaha mikro kecil dan menengah dari tekanan kebangkrutan akibat pandemi. “Kebijakan ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dari ancaman efek domino akibat kontraksi ekonomi dan pelemahan ekonomi,” ucap Sri Mulyani.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.