Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan transformasi teknologi digital yang sudah dilakukan di kementeriannya. Menurut dia, kehadiran teknologi digital hadir dan tidak bisa dihindari oleh Kemenkeu merupakan institusi besar naungan hampir 80 ribu orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami mengubah seluruh proses bisnis kami dengan terus mengintegrasikan digital teknologi di cara kerja kami,” ujar dia di acara Indonesia Digital Summit 2023, di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, pada Selasa, 28 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbagai hal disebutnya sudah dilakukan. Dulu, Sri Mulyani bercerita, saat menjadi menteri keuangan 10 atau 15 tahun lalu, stafnya selalu membawa map dengan bertumpuk dokumen. Karena, kata dia, memang tugas menteri keuangan banyak sekali proses anggaran yang harus dilakukan dari kementerian dan lembaga lain.
Banyaknya dokumen itu, dia berujar, menyebebkan mencetak berkas menjadi suatu hal yang biasa. Namun sekarang, berubah menjadi digital, tanda tangan pun bentuknya digital. “Jadi sekarang nggak ada lagi atau hampir nggak ada yang disebut dokumen yang sifatnya printing,” tutur Sri Mulyani.
Selain itu, bendahara negara juga menjelaskan, yang terjadi adalah penggunaan belanja juga berubah. Di mana dulu ada dokumen yang harus diperbanyak (fotokopi), sekarang tidak perlu lagi dan berubah menjadi berbasis teknologi. “Ini adalah sesuatu yang coba kami integrate dan accommodate.”
Bahkan dengan adanya pandemi, banyak pegawai Kemenkeu yang menerapkan work from home (bekerja dari rumah). Dia melihat jika tidak berhubungan dengan pelayanan masyarakat artinya bisa membuat bisnis model yang sama sekali baru. “Hanya tantangannya adalah tidak hanya sekedar now you can work from anywhere (sekarang Anda dapat bekerja dari mana saja),” ucap dia.
Yang perlu dilihat adalah adanya masalah tata kelola, keamanan data, keamanan dari keseluruhan proses bisnis. Termasuk dari sisi integrasi proses, dan integrasi dari keseluruhan kebijakan, regulasi, maupun eksekusinya. “Ini sesuatu yang akan terus diadaptasi.”
Oleh karena itu, di Kemenkeu juga ada chief technology officer (CTO). Artinya, Sri Mulyani menjelaskan, Kemenkeu tidak hanya berinvestasi di bidang perbendaharaan negara. Di mana dulu saat pertama menjadi menteri keuangan untuk membuat saldo hari ini, tidak bisa pada hari itu juga tahu. Bahkan harus menunggu buku merah dari perbendaharaan lalu dicocokkan dengan Bank Indonesia.
“BI melihat ke perbankan duitnya pemeritnah berapa, itu saya masih mengalami,” kata Sri Mulyani. “Sekarang sudah digitalize, revenue, spending, financing ada di dalam digitalize, itu butuh infrastruktur yang luar biasa besar.”