Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sri Mulyani Patok Asumsi Nilai Tukar Rupiah 2021 Rp 15.300

Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisi asumsi nilai tukar pada 2021 seiring dengan penguatan rupiah di pasar spot.

22 Juni 2020 | 12.12 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019. Rapat kerja tersebut membahas pengesahan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019. Rapat kerja tersebut membahas pengesahan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisi asumsi nilai tukar pada 2021 seiring dengan penguatan rupiah di pasar spot. Estimasi itu ia sampaikan dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Senin, 22 Juni 2020.

Berdasarkan paparannya, Sri Mulyani mengatakan proyeksi nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp 14.900-15.300. Sebelumnya, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 14.900-15.500 per dolar Amerika Serikat.

"Nilai tukar sedikit menguat dari dokumen KEM-PPKF (kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal) yang waktu itu disusun pada April ketika situasi volatilitas nilai tukar tinggi," ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Senayan.

Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan Bank Indonesia bisa mengantongi proyeksi yang lebih kuat seiring dengan pemulihan ekonomi. Di samping merevisi estimasi nilai tukar, dia mengubah asumsi tingkat suku bunga surat berharga negara (SBN) 10 tahun.

"Kami usulkan perubahan SBN 10 tahun dari 6,67-9,58 persen menjadi 6,29 ke 8,29 persen," ujar Sri Mulyani.

Sedangkan proyeksi tingkat suku bunga SBN 5 tahun menjadi 5,88-7,88 persen.

Revisi ini pun dilakukan seiring dengan perkembangan SBN yang menunjukkan perbaikan signfikan dengan instrumen market yang lebih positif.

Sri Mulyani pun mengusulkan acuan penyusunan asumsi makro diubah dari sebelumnya menggunakan surat perbendaharaan negara atau SPN 3 bulan menjadi SBN 10 tahun. Sebab, kata dia, SBN dengan tenor 10 tahun memilik andil yang lebih besar dalam membentuk postur APBN.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus