Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Selasa pagi hingga siang, 29 Juni 2021 dimulai dengan kabar duka istri pendiri Grup Astra William Soeryadjaya, Lily Soeryadjaya meninggal sekitar pukul 01.40 WIB di RS Medistra, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kemudian informasi tentang kewaspadaan nasabah atas skimming kartu ATM, modus operasi kejahatan. Proses skimming sendiri dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut skimmer, alat ini ditempelkan pada slot kartu di mesin ATM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu berita tentang rencana penyediaan obat terapi Covid-19 Ivermectin sebagai bentuk pengendalian wabah. Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan persediaan massal Ivermectin disediakan PT Indofarma. Berikut ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Istri Pendiri Grup Astra Meninggal
Istri pendiri grup Astra William Soeryadjaya, Lily Soeryadjaya, meninggal Selasa dini hari, 29 Juni 2021.
Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto mengungkapkan mendapatkan kabar duka istri dari William Soeryadjaya meninggal pagi ini."Kami menerima kabar tadi pagi. Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Ibu Lily Soeryadjaya pada 29 Juni 2021 pukul 01.40 WIB di RS Medistra, Jakarta," katanya, Selasa.
Keluarga besar Astra pun mendoakan almarhumah agar segala amal kebaikannya diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga Soeryadjaya diberikan ketabahan dan kekuatan.
Lily merupakan sosok istri dari William Soeryadjaya yang menikah pada 15 Januari 1947. Pernikahan tersebut dikaruniai 4 orang anak yakni Edward Soeryadjaya (21 Mei 1942), Edwin Soeryadjaya (17 Juli 1948), Joyce (14 Agustus 1950), dan Judith (14 Februari 1952).
Pada 1957, William bersama adiknya, Tjia Kian Tie, dan temannya, Lim Peng Hong serta Teddy Thohir, mendirikan PT Astra yang belakangan berkembang menjadi PT Astra Internasional Tbk. (ASII).
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Hati-hati Skimming, Waspada Saat Transaksi di Mesin ATM
Skimming kartu ATM menjadi salah satu modus operasi kejahatan yang banyak menimpa nasabah perbankan. Skimming seringkali diartikan dengan pencurian informasi yang dilakukan pada kartu kredit maupun kartu ATM.
Satu unit mesin ATM yang disita polisi dari apartemen Ramyadjie Priambodo, tersangka kasus skimming ATM. Foto: Istimewa
Informasi yang telah berhasil didapatkan tersebut, kemudian digunakan untuk mengambil atau menguras dana yang ada pada kartu ATM tersebut. Proses skimming sendiri dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut skimmer, alat ini ditempelkan pada slot kartu di mesin ATM.
Bentuk dari skimmer seringkali menyerupai bentuk mulut slot kartu yang ada pada mesin ATM. Saat kartu berhasil masuk ke dalam alat tersebut, maka informasi yang terekam dalam kartu akan terekam pada alat tersebut.
Pelaku skimming juga menempatkan spy camera untuk merekam aktivitas yang dilakukan dalam mesin ATM, khususnya saat memasukkan PIN. Kemudian, pelaku bisa langsung menduplikat kartu ATM yang didapat dari skimmer dan memindahkannya ke dalam kartu lain yang masih kosong. Akhirnya, pelaku bisa memanfaatkan kartu duplikat tersebut untuk menguras atau menggunakan dana pada kartu ATM yang berhasil dibobol.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Obat Terapi Covid-19 Ivermectin Akan Dibanderol Rp 5.000-7.000 per Tablet
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan percepatan uji klinis yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap Ivermectin sebagai obat terapi pencegahan dan penyembuhan pasien Covid-19 akan menjadi game changer terbaru agar Indonesia bisa mengendalikan pandemi ini.
Ivermectin. Kredit: Brazilian Report
Menurut rencana, harga obat terapi Ivermectin akan dibanderol dengan harga antara Rp 5.000 hingga Rp 7.000 setiap tabletnya. "Dengan harga obat yang murah dan terjangkau, saya yakin rakyat akan bisa mendapatkannya dengan mudah dan tidak akan menjadi beban," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Senin, 29 Juni 2021.
Penyediaan obat terapi Covid-19 yang murah memang menjadi perhatian utama Erick Thohir. Alasannya, agar masyarakat yang lebih memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan pokok di tengah pandemi ini tidak lagi terbebani dengan harga obat yang mahal.
"Terlebih untuk pencegahan terhadap Covid-19, tidak perlu selalu dikonsumsi dan hanya 2-3 tablet. Begitu pula untuk penyembuhan. Semoga ikhtiar kita untuk membuat rakyat kita sehat dan Indonesia terbebas dari pandemi ini segera terwujud," kata Erick.
Terkait produksi, Erick mengatakan persiapan sudah dilakukan PT Indofarma untuk memproduksi obat Ivermectin secara massal. Sehingga, ketika uji klinis selesai dilakukan dan izin edar sudah dikeluarkan BPOM, maka obat tersebut siap diproduksi besar-besaran dalam waktu singkat.
Baca berita selengkapnya di sini.