Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Tertinggal Jauh dari Cina, Luhut Ingin Unicorn RI Terus Bertambah

Menurut Luhut, Indonesia masih jauh tertinggal dari startup Cina yang sudah memiliki 206 unicorn.

2 November 2019 | 10.37 WIB

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dalam rapat koordinasi dan evaluasi dua tahun penanganan DAS Citarum di gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (17/10/19).
Perbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dalam rapat koordinasi dan evaluasi dua tahun penanganan DAS Citarum di gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (17/10/19).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koodinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut jumlah startup Indonesia masih jauh tertinggal dari Cina yang sudah memiliki 206 unicorn. Namun, Luhut optimistis, jumlah unicorn asal Indonesia bakal terus bertambah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip data Hurun Research Institute bulan lalu, Luhut mengatakan bahwa Indonesia masuk dalam 10 negara penghasil unicorn terbanyak di dunia.  “Tapi Indonesia masih jauh tertinggal dari Tiongkok, yang memiliki 206 unicorn, Amerika Serikat punya 203, India memiliki 21 unicorn, Inggris punya 13. Indonesia punya empat, Gojek, Tokopedia dan Bukalapak, dan saya optimistis angka ini bisa terus meningkat,” ujar Luhut saat membuka Archipelagic and Island States (AIS) Startup and Business Summit 2019 yang dilaksanakan di Manado, Sulawesi Utara, Kamis 31 Oktober 2019.      

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kesempatan tersebut dia juga menyatakan kebanggaannya terhadap usaha rintisan bidang digital di Indonesia. Menurut Luhut, startup digital di Indonesia akan menjadi penggerak ekonomi dunia di masa depan.

“Ada dua alasannya. Pertama,  peluang yang besar di sektor ekonomi digital, Indonesia memiliki 171 juta pengguna internet dan 130 juta pengguna smartphone adalah peluang bagi ekonomi digital. Alasan kedua ada ribuan bahkan jutaan produk kreatif Indonesia menunggu untuk dikelola sebagai produk digital,” ujar Luhut.

Archipelagic and Island States (AIS) Startup and Business Summit 2019 ini dihadiri oleh delegasi dari 23 negara yaitu Bahrain, Fiji, Komoro, Papua Nugini, Guinnea Bissau, Irlandia, Jamaica, Jepang, Kiribati, Madagascar, Maladewa, Malta, Marshall Island, Palau, Filipina, Samoa, Seychelles, Srilanka, Saint Kitss and Navis, Timor Leste, Tonga, Cabo Verde, Papua Nugini.

Lewat forum tersebut, Luhut berharap peluang-peluang kerja sama akan semakin terbuka untuk membuat startup di negara-negara peserta AIS dapat lebih maju dan berkembang.      “Kita tunjukkan kepada teman-teman kita negara AIS  untuk melihat bahwa Indonesia ini sedang berkembang, kalian juga bisa ajak startup-startup mudamu untuk melakukan ini,” katanya.

BISNIS

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus