Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Zulhas soal Produksi Kopi RI Kalah dari Vietnam: Di Sini Terserah Alam, Tanam Lalu Ditinggal

Luas perkebunan kopi Indonesia tak kalah dengan Vietnam. Tapi sayang produktivitasnya masih di bawah 1 ton per hektare.

15 Mei 2025 | 18.30 WIB

Panen biji kopi Arabika di kebun kopi Cikoneng, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 5 Mei 2025. Antara/Arif Firmansyah
Perbesar
Panen biji kopi Arabika di kebun kopi Cikoneng, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 5 Mei 2025. Antara/Arif Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkap, produksi kopi Indonesia saat ini terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Indonesia berkontribusi sebesar 6,6 persen terhadap produksi kopi dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dari luas perkebunan kopi, Zulhas menyebut Indonesia sebenarnya tak kalah dengan Vietnam. Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan), luas tanam kopi Indonesia mencapai 1,25 juta hektare. Tapi sayang produktivitas perkebunan itu masih di bawah 1 ton per hektare. "Vietnam saya lihat perkebunan kopi itu maju sekali. Kalau kita kan terserah alam, tanam ditinggal," ujarnya ketika membuka pameran World of Coffee 2025 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan produktivitas perkebunan kopi harus menjadi perhatian pemerintah, khususnya BUMN yang mengelolanya. Ia meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk membantu pengelolaan perkebunan dengan menyediakan bibit yang bagus.

Zulhas menjelaskan, sentra produksi kopi di Indonesia tersebar dari di berbagai daerah, dari Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Aceh, Bengkulu, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesu Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Dari kebun kopi yang tersebar itu, Perhutani memiliki tanah paling luas.

Dengan produksi kopi saat ini, Zulhas mengatakan Indonesia telah memiliki 54 indikasi geografis (IG): 26 untuk Arabica, 24 untuk Robusta, 3 untuk Liberika, dan 1 untuk Excelsa. Indikasi geografis ini terjewantah dalam jenama kopi yang dikenal di berbagai daerah, seperti Kopi Gayo di Aceh, Kerinci di Sumatera Barat, Kintamani di Bali, Toraja di Sulawesi Selatan. "Ini bukan sekadar label, tapi merek identitas Indonesia di panggung dunia," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus