Monumen Titik Nol Islam Nusantara di Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 4 Agustus 2018. Barus merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Wilayah tersebut juga memiliki nama lain, yakni Fansur. ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Siluet warga menunggu proses penjemuran ikan di Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Barus, 4 Agustus 2018. Menurut sejarah, Kota Barus pernah menjadi pusat perdagangan dan peradaban pada abad 1-17 Masehi, yang terkenal dengan komoditas kapur barusnya. Selain itu, daerah ini rupanya menjadi salah satu tujuan wisata bagi para peneliti arkeologi Islam. ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Penjaga makam, Fahrudin, melintas di antara batu nisan makam Mahligai, Barus, Tapanuli Tengah, 4 Agustus 2018. Di Barus terdapat sejumlah makam yang ditengarai sebagai salah satu bukti awal masuknya Islam di Nusantara, di antaranya makam Mahligai dan Papan Tinggi. ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Juru makam, Fahrudin, berada di pintu masuk makam Mahligai, Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 4 Agustus 2018. Makam Mahligai sendiri didirikan Tuan Syekh Siddiq, yang jenazahnya dimakamkan di kompleks tersebut. ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Penjaga makam, Fahrudin, menunjukkan kalimat tauhid di salah satu batu nisan makam Mahligai, Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 4 Agustus 2018. Fahruddin menuturkan, berdasarkan penelusuran dan sejarah dari tulisan di batu nisan makam, terdapat batu nisan Tuan Syekh Rukunuddin yang tertulis wafat pada malam 13 Syafar, tahun 48 Hijriah, abad ketujuh Masehi, pada usia 102 tahun, 2 bulan, 10 hari. ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Warga pesisir beraktivitas di Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 4 Agustus 2018. Kini Barus makin dikenal sebagai pintu gerbang masuknya Islam di Nusantara setelah pada 2017 lalu Presiden Joko Widodo meresmikan Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara di Kelurahan Pasar Batu Gerigis. ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN