Anggota Basarnas bersama TNI dan relawan membawa kantong berisi jenazah korban gempa dan tsunami di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 4 Oktober 2018. Menggunakan alat berat, Basarnas bersama TNI dan relawan terus melakukan pencarian serta evakuasi jenazah di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Anggota Basarnas bersama TNI dan relawan menggunakan alat berat untuk mencari jenazah korban gempa dan tsunami di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 4 Oktober 2018. Perumnas Balaroa diketahui sebagai perumahan pertama yang dibangun di kota Palu. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Anggota Basarnas bersama TNI dan relawan membawa kantong berisi jenazah korban gempa dan tsunami di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 4 Oktober 2018. Gempa 7,7 SR dan tsunami yang melanda Palu telah meluluhlantakkan kota yang dibangun sejak dekade 1980-an tersebut. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Warga yang selamat dari gempa dan tsunami mencari kerabatnya yang hilang di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 4 Oktober 2018. Meski wilayah Balora tidak terdampak tsunami, Kelurahan Balaroa hampir sepenuhnya terkubur dengan tanah yang mengalami likuifaksi akibat gempa besar yang terjadi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Anggota Basarnas bersama TNI dan relawan membawa kantong berisi jenazah korban gempa dan tsunami di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis 4 Oktober 2018. Ratanya kelurahan Balora membuat banyaknya korban jiwa yang tertimbun, rumah yang rata dengan tanah dan barang berharga milik warga yang hilang. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Seorang warga menyiramkan air ke kantong berisi jenazah kerabatnya yang menjadi korban gempa dan tsunami di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 4 Oktober 2018. Sudah 1.558 orang dikabarkan meninggal dan 113 orang dinyatakan hilang hingga hari keenam pascabencana. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja