Seorang wanita suku Kayan, atau yang dikenal suku leher panjang, berjalan di Desa Kayan, Provinsi Chiang Rai, Thailand, 16 Juli 2018. REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang wanita suku Kayan, atau yang dikenal suku leher panjang, berjalan di toko suvenir miliknya di Desa Kayan, Provinsi Chiang Rai, Thailand, 16 Juli 2018. Wanita suku Kayan menggunakan cincin perunggu di lehernya untuk mempertahankan tradisi suku Kayan. REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang wanita suku Kayan, atau yang dikenal suku leher panjang, membuat kerajinan di toko suvenir miliknya di Desa Kayan, Provinsi Chiang Rai, Thailand, 16 Juli 2018. Suku Kayan sangat tertutup dari masyarakat luar yang lebih modern. Namun, sejak 2014, mereka mulai terbuka dengan kehadiran orang luar. REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang wanita suku Kayan, atau yang dikenal suku leher panjang, membuat kerajinan di toko suvenir miliknya di Desa Kayan, Provinsi Chiang Rai, Thailand, 16 Juli 2018. Gadis Kayan diberi hingga 10 cincin leher untuk dipakai mulai usia lima tahun dan bertambah setiap tahunnya. REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang anak suku Kayan, atau yang dikenal suku leher panjang, membuat kerajinan di toko suvenir orang tuanya di Desa Kayan, Provinsi Chiang Rai, Thailand, 16 Juli 2018. Suku Kayan menggunakan setumpuk cincin perunggu di leher mereka sebagai tanda kecantikan. REUTERS/Soe Zeya Tun