Foto

Tari Sabet Rotan, Ritual Minta Hujan Khas Banjarnegara

29 Oktober 2015 | 10.24 WIB

https://statik.tempo.co/data/2015/10/29/id_449409/449409_650.jpg
Perbesar
Foto 1 dari 6

Seorang pria berpakaian seperti prajurit tradisional dalam ritual tari sabet rotan di Desa Karang Jati di Banjarnegara, Jawa Tengah, 23 Oktober 2015. Tarian yang sudah terpelihara ratusan tahun itu digelar jika hujan tak turun selama enam bulan. REUTERS/Nicholas Owen

https://statik.tempo.co/data/2015/10/29/id_449410/449410_650.jpg
Perbesar
Foto 2 dari 6

Dua pria melakukan ritual tari sabet rotan di Desa Karang Jati di Banjarnegara, Jawa Tengah, 23 Oktober 2015. Tarian ini digelar pada hari Jumat Kliwon untuk meminta hujan. TEMPO/Aris Andrianto

https://statik.tempo.co/data/2015/10/29/id_449411/449411_650.jpg
Perbesar
Foto 3 dari 6

Dua pria bersiap melakukan ritual tari sabet rotan di Desa Karang Jati, Banjarnegara, Jawa Tengah, 23 Oktober 2015. Kekeringan yang disebabkan oleh pola cuaca El Nino, membuat sawah-sawah di desa ini terancam gagal panen. REUTERS/Nicholas Owen

https://statik.tempo.co/data/2015/10/29/id_449412/449412_650.jpg
Perbesar
Foto 4 dari 6

Peserta tari sabet rotan menunjukkan bekas lukanya usai melakukan ritual di Desa Karang Jati, Banjarnegara, Jawa Tengah, 23 Oktober 2015. Masyarakat setempat percaya, tetesan darah akibat sabetan rotan bisa menurunkan hujan. TEMPO/Aris Andrianto

https://statik.tempo.co/data/2015/10/29/id_449413/449413_650.jpg
Perbesar
Foto 5 dari 6

Warga desa berdiri di dekat makanan mereka jelang ritual "sedekah bumi" untuk meminta hujan, di Desa Karang Jati di Banjarnegara, Indonesia 23 Oktober 2015. Kekeringan dan hujan yang datang terlambat dikhawatirkan mengakibatkan gagal panen dan kelaparan. REUTERS/Nicholas Owen

https://statik.tempo.co/data/2015/10/29/id_449414/449414_650.jpg
Perbesar
Foto 6 dari 6

Sawah yang kering terlihat di desa Karang Jati, Banjarnegara, 23 Oktober 2015. Gagal panen yang disebabkan oleh kekeringan El Nino akan memperburuk perekonomian Indonesia, yang sedang tumbuh pada kecepatan yang paling lambat dalam enam tahun terakhir. REUTERS/Nicholas Owen

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus