Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Zaman sekarang hubungan percintaan makin diwarnai banyak istilah, salah satunya lain ghosting Mengutip Psychology Today, ghosting tindakan memutuskan komunikasi dengan seseorang tanpa kabar dan alasan untuk mengakhiri suatu hubungan.
Mengutip dari Proceedings of the National Academy of Sciences, dalam budaya kencan sekarang, ghosting fenomena yang dialami sekitar 50 persen pria dan wanita. Jumlahnya hampir sama antara pria dan wanita. Itu menunjukkan, sebagian besar orang pernah melakukan ghosting. Orang yang korban ghosting, dampak emosionalnya bisa mempengaruhi kesehatan mental.
Dampak buruk ghosting
1. Pikiran yang berlebihan atau overthinking
Saat seseorang ditinggal pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas menyebabkan pikiran akan dipenuhi segala pertanyaan, “Kenapa dia meninggalkanku?” "Apa saja salahku?” Setelah mengalami ghosting, orang memikirkan secara berlebihan tindakan apa saja yang mereka lakukan sampai seseorang lainnya pergi begitu saja. Ghosting memang kondisi yang sulit terutama ketika seseorang tidak tahu mengapa hal itu terjadi.
2. Menyalahkan diri
Korban ghosting harga dirinya sangat terpukul, hingga menyalahkan diri sendiri. Seorang terapis pernikahan Nicole Richardson mengatakan, ketika seseorang tidak memiliki informasi tentang yang terjadi maka akan mulai menyalahkan atau mempermalukan diri sendiri atas situasi itu.
"Biasanya merupakan upaya untuk mengendalikan rasa sakit," katanya.
3. Menyakiti perasaan keduanya
Ghosting sangat buruk untuk yang melakukan dan korban. Seseorang yang melakukan ghosting mengetahui tindakannya tidak berintegritas. Ia juga tidak ingin diperlakukan seperti itu. Dilema perasaan itu mengganggu nurani.
Orang yang melakukan ghosting kerap kali tidak bahagia dalam hubungan yang dijalani. Orang-orang yang menghindari konflik tidak puas dalam hubungannya, karena tak mengungkapkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan, dikutip dari First Comes Us: The Busy Couple's Guide to Lasting Love.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
4. Obsesi
Jika seseorang menjadi korban ghosting ingin sekali melupakan orang yang melakukan itu. Tapi, seseorang yang mengalami ghosting rentan terobsesi. Ia ingin mengetahui apa yang dilakukan orang yang melakukan ghosting.
Konselor hubungan April Masini setuju tentang dampak dari ghosting itu. Mengutip The Wall Street Journal, ia mengatakan, "Ghosting mendorong perilaku menguntit. Saat seseorang menjadi korban ghosting cenderung menjadi detektif untuk mencari tahu apa yang terjadi," katanya.
Baca: 4 Perbedaan Ghosting dan Breadcrumbing dalam Hubungan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini