Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, New York - Anjing pelacak terakhir yang bertugas menemukan para korban dalam tragedi terbesar akibat terorisme di Amerika Serikat, 9/11, dinyatakan mati dalam usia 16 tahun. Bretagne, anjing jenis golden retriever, disuntik mati (eutanasia) di sebuah klinik hewan di Cypress, pinggiran Houston, Amerika Serikat, Senin, 6 Juni 2016.
Tindakan ini dilakukan karena Bretagne semakin menua dan lemah.
Menurut situs berita Inggris, Standard.co.uk, Bretagne masih berusia 2 tahun saat dia dan pawangnya, Denise Corliss, anggota Texas Task Force 1, dikirim ke World Trade Center, Lower Manhattan, New York, setelah serangan teroris meruntuhkan gedung tersebut pada 11 September 2001.
Selama sepuluh hari mereka menyisir puing-puing untuk menemukan jasad para korban. Saat itu, sekitar 100 anjing pelacak dan pawangnya dikerahkan untuk membantu menemukan dan menyelamatkan orang-orang di World Trade Centre.
Setelah itu, Bretagne dan Corliss tampil dalam acara wawancara di NBC News untuk mengenang tragedi tersebut. Selama di New York, Bretagne diajak naik taksi berkeliling Times Square dan menginap di ruang suite Hotel Central Park.
Sebelum pensiun dalam usia 9 tahun, Bretagne telah menjalankan sejumlah tugas besar, termasuk membantu respons bencana badai Katrina pada 2005. Setelah pensiun, dia juga membantu anjing pelacak lain dan membantu anak-anak sekolah dasar di Texas berlatih membaca.
Seorang relawan pemadam kebakaran di Houston mengungkapkan kesannya tentang Bretagne. "Ketenangan dan hatinya yang hangat membantu anak-anak dan orang tua melalui saat-saat sulit mereka."
STANDARD.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini