Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia pada akhir 2021 merilis terjadi peningkatan diabetes pada anak dan remaja. Spesialis kebidanan dan kandungan Muhammad Alamsyah pun mengingatkan remaja, khususnya siswa SMP dan SMA, untuk mengurangi jajanan yang tinggi kandungan gula.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau kita lihat dalam beberapa waktu terakhir, banyak minuman kekinian tinggi gula yang dikonsumsi remaja, seperti boba, teh instan, dan martabak dengan topping kental manis dengan jumlah banyak. Tanpa disadari, terlalu sering mengonsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi berdampak buruk bagi tubuh di kemudian hari,” ujar Alamsyah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia pun meminta remaja mengurangi konsumsi gula harian. Tak hanya gula, juga garam dan lemak. Jajanan dengan kandungan tinggi gula, garam, dan lemak juga berpotensi menyebabkan berbagai penyakit, mulai yang tidak menular, degeneratif, serta kesehatan reproduksi. Indonesia pada 2030 memiliki target ibu hamil terbebas penyakit serta target pencapaian Indonesia Emas 2045.
“Pada 2030, kita punya target ibu hamil terbebas penyakit. Ini sejak remaja sudah harus disosialisasikan agar terbebas dan kita bisa mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045," katanya.
Gaya hidup minum manis
Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat, mengatakan generasi muda senang mengonsumsi makanan dan minuman kekinian, terutama yang manis. Namun, mereka tidak sadar bahaya yang dikonsumsi di masa datang. Sebagai contoh, saat ini bagi sejumlah remaja minum kopi setiap hari sudah bukan lagi kebiasaan namun gaya hidup. Hal itu juga didukung bertambahnya jumlah kedai kopi kekinian secara drastis.
Salah satu menu kopi yang kini sangat mudah dijumpai dan disukai oleh banyak orang adalah kopi susu. Minuman itu memadukan rasa pahit, gurih, dan manis yang membuatnya sangat disukai. Satu cangkir kopi susu kekinian mengandung kalori sebesar 220 kkal dan 25 gram gula. Kandungan kalori dan gula tersebut cukup tinggi untuk satu porsi minuman.
"Masih banyak remaja, terutama siswa, yang ternyata belum paham mengenai kandungan gula yang terdapat pada minuman manis. Hal ini dikarenakan rendahnya literasi terkait gizi yang remaja belum ketahui,” jelas Arif.
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial mengganggu tumbuh kembang. Pada anak dikenal dua jenis diabetes yang paling banyak dijumpai, yaitu tipe-1 dengan jumlah kadar insulin rendah akibat kerusakan sel beta pankreas dan tipe-2 yang disebabkan resistensi insulin, walaupun kadar insulin dalam darah normal.
Penyebab utama diabetes tipe-1 adalah faktor genetik dan autoimun. Sedangkan pada diabetes tipe-2 biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan.