Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Okupasi terapi bisa menjadi pilihan pengobatan bagi seseorang yang mengalami gangguan kesehatan sehingga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Melansir WebMD, okupasi terapi adalah jenis perawatan yang bertujuan untuk membantu individu yang menderita penyakit, mengalami cedera atau cacat sehingga kesulitan melakukan pekerjaan, menyelesaikan tugas sekolah, menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, merawat diri sendiri atau ikut serta dalam suatu kegiatan.
Individu tersebut akan bertemu dengan tenaga okupasi terapis yang dapat membantunya melakukan hal-hal tertentu seperti makan tanpa bantuan orang lain, melakukan pekerjaan kantor, mandi, berpakaian, mencuci, membersihkan rumah, dan ikut serta dalam kegiatan rekreasi.
Okupasi terapi bisa dilakukan oleh individu dari segala usia, mulai dari bayi prematur, anak kecil, orang dewasa hingga manula.
Tenaga terapis okupasi akan melihat bagaimana pasien melakukan aktivitas atau tugas tertentu kemudian membuatkan rencana untuk memperbaiki cara melakukannya agar lebih mudah dan tidak menyakitkan.
Terapi okupasi umumnya ditujukan bagi pasien yang telah terdiagnosa dengan artritis, stroke, kerusakan otak, cedera tulang belakang, penglihatan rendah, alzheimer, memiliki keseimbangan yang buruk, kanker, diabetes, sklerosis ganda, hingga palsi serebral.
Okupasi terapi juga bisa membatu anak-anak dengan cacat lahir, Attention Deficit Hiperactive Disorder (ADHD), artritis remaja, autisme, cedera parah atau luka bakar.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini