Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Turbinektomi atau operasi pengangkatan turbinat hidung. Prosedur itu bermanfaat untuk orang yang mengalami masalah hidung yang menganggu pernapasan. Mengutip WebMD, turbinat atau konka adalah tulang di hidung yang ditutupi jaringan kelenjar pembuluh darah dan saraf. Turbinat berfungsi mengatur aliran udara melalui hidung dan membawa lendir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Turbinat juga menjaga kelembapan dan menghangatkan udara yang masuk ke hidung. Namun, dalam beberapa kasus turbinat bisa membesar dan menyumbat hidung. Fungsi turbinat juga bisa hilang ketika terjadi bengkak, alergi, infeksi, dan trauma.
Apa itu prosedur turbinektomi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Healthline, turbinektomi operasi pengangkatan turbinat yang menyumbat hidung. Prosedur ini mengubah bentuk dan posisi turbinat, supaya tidak menghalangi jalur pernapasan. Turbinektomi dilakukan melalui lubang hidung, sehingga tidak meninggalkan bekas luka di wajah pasien.
Selain mengatasi pembesaran turbinat, turbinektomi juga meringankan hidung tersumbat kronis dan memperbaiki septum menyimpang. Bisa juga meminimalkan mendengkur, mengatasi sleep apnea, dan mengurangi mimisan.
Alat yang digunakan turbinektomi
1. Endoskop tabung tipis dan fleksibel dengan lampu dan kamera di ujungnya.
2. Microdebrider alat pemotong jaringan.
3. Kauterisasi, prosedur pembakaran untuk menghilangkan atau menutup jaringan.
4. Frekuensi radio untuk memanaskan dan melepaskan jaringan.
Risiko turbinektomi
Efek samping prosedur ini, hidung terasa sakit, bengkak, keluar cairan, kering, infeksi, atau adhesi. Kambuh jaringan turbinat juga bisa terjadi setelah turbinektomi, sebagaimana dikutip daru Medicine Net.
Kembali merujuk Healthline, mengurangi komplikasi setelah prosedur turbinektomi antara lain penggunaan obat nyeri dan menggunakan semprotan hidung saline.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.