Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pubertas dalam laman medicalnewstoday dimulai saat area otak yang disebut hipotalamus memberi sinyal ke seluruh tubuh bahwa sudah waktunya untuk mengembangkan masa pubertas. Sinyal-sinyal melalui hormon, menyebabkan organ reproduksi - ovarium pada wanita dan testis pada pria untuk menghasilkan berbagai hormon lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kulit berminyak dan tubuh memproduksi lebih banyak keringat. Banyak orang mendapati beberapa bentuk jerawat dan mulai menggunakan deodoran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ini juga mempengaruhi emosi dan pikiran seseorang. Pubertas memiliki efek psikologis, seperti emosi yang meningkat, sering berubah, menjadi awal dari pikiran dan keinginan seksual, dan awal ketertarikan romantis kepada orang lain.
Pubertas Perempuan
Biasanya dimulai antara usia 8 dan 14 tahun, pubertas cenderung terjadi pada wanita lebih awal daripada pria. Salah satu tanda awal pubertas pada wanita cenderung menjadi kuncup payudara, sejumlah jaringan kecil keras dibawah puting payudara.
Seiring dengan menstruasi, wanita mungkin mengalami gejala sindrom pramenstruasi, yang dikenal sebagai PMS. Tanda-tanda pubertas lainnya termasuk keputihan, bau badan, dan tumbuhnya rambut di area kemaluan, dibawa lengan dan di kaki.
Pinggul melebar, pinggang menjadi lebih kecil secara proporsional, dan lemak ekstra berkembang di sekitar perut dan pantat. Namun, semua tubuh berkembang secara berbeda selama waktu ini, dan tidak ada yang “normal”.
Pubertas Laki-Laki
Tanda-tanda awal pubertas pada pria dengan pertumbuhan testis, kemudian penis. Kulit yang mengelilingi testis atau skrotum menjadi lebih tipis dan lebih merah. Rambut tumbuh di wajah, dada, ketiak, punggung, dan area kemaluan. Suara menjadi lebih rendah dan lebih dalam.
Dada dan bahu cenderung menjadi lebih lebar, dan kebanyakan orang mengalami lonjakan pertumbuhan. Jumlah total lemak tubuh biasanya mulai turun saat otot berkembang.
Melansir dari cleveandclinic, laki-laki memasuki pubertas, mereka mungkin tidak menyadari beberapa pergolakan emosional. Peningkatan testosteron ditambah dengan tekanan sosial dapat menyebabkan perilaku murung, ledakan emosi, dan perselisihan keluarga.
Masal emosional yang serius muncul, apabila mendapati tanda-tanda kecemasan, depresi, atau perubahan suasana hati yang ekstrem. Hal ini dapat terlihat seperti menarik diri, memilih untuk tidak melakukan kegiatan yang dulu disukai, isolasi dari teman dan keluarga.
Jika perempuan mengalami perubahan emosional selama pubertas, beberapa terpengaruh lebih dari yang lain sebagai siklus estrogen dan progesteron melalui tubuh mereka.
BALQIS PRIMASARI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.