Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Begini Tren Fashion Bikers dari Masa ke Masa  

Ade mengatakan, untuk biker, apa yang layak dipakai diserasikan dengan motor yang dikendarai.

21 Oktober 2015 | 20.02 WIB

Dengan jaket kulit, ikat pinggang dan tato, para bikers kembali kejalanan setelah mantan diktator Gaddafi digulingkan dalam revolusi berdarah. Dahulu geng motor dipandang sebagai pengaruh yang berbahaya dan dilarang di bawah Kolonel Gaddafi. dailymail.co.
Perbesar
Dengan jaket kulit, ikat pinggang dan tato, para bikers kembali kejalanan setelah mantan diktator Gaddafi digulingkan dalam revolusi berdarah. Dahulu geng motor dipandang sebagai pengaruh yang berbahaya dan dilarang di bawah Kolonel Gaddafi. dailymail.co.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jaket kulit dan sepatu boot adalah dua aksesori yang melekat dari diri para pecinta motor. Tapi, tahukah mengapa hal itu terjadi dan bagaimana tren fesyen pengendara motor dari masa ke masa? Ade Habibie, aktor sekaligus kolektor otomotif, mengatakan ada penampilan berbeda para pecinta motor dari masa ke masa.

Tahun 1910-1930-an
Pada 1900-1930-an, fesyen pengendara motor lebih sederhana. "Mereka bener-bener pakai apa yang mereka punya, memang karena kulturnya begitu. Dari dulu kalau mau naik apa pun, pakainya yang senyaman mungkin," kata Ade, Selasa, 20 Oktober 2015, di Jalan Wijaya. Menurutnya, di zaman ini, setiap pengendara motor harus bisa menjadi diri sendiri. Ia juga mengatakan, meski tak lama, bikers di zaman ini juga sempat memiliki ciri khas fesyen, yaitu memakai jersey polisi atau tentara militer.

Tahun 1940-1950-an
Aktor yang pernah bermain dalam film Mengejar Matahari ini mengatakan di pada 1940-1950-an, gaya para biker sudah mulai terlihat signifikan. "Perang dunia kedua selesai, mereka semua senang dan merayakan kebebasan dengan berbagai ekspresi, seperti pakai tato atau apa pun, termasuk motor," ucap pria berjenggot ini. Ciri-ciri motor dan gaya fesyen pada masa ini lebih didominasi oleh warna-warna ceria, seperti biru atau merah cerah. Tak hanya itu, film juga membawa pengaruh besar dalam dunia fesyen para biker saat itu, misalnya film-film aktor James Dean dan Marlon Brandon.

Tahun 1960-1970-an
Pada era ini, dunia fesyen para biker mulai terpengaruh oleh musik, khususnya glam rock dan oleh para kaum hippies. "Semuanya campur aduk, dunia motor dan fesyen jadi terpisah sejak saat itu," kata Ade. Pada era ini, Ade menjelaskan, siapa pun bisa berpenampilan layaknya anak motor tanpa harus memiliki motor. Tak hanya itu, bukan hanya para anak motor saja yang mengendarai motor. Di era ini, banyak musikus yang mulai menggunakan motor.

Tahun 1980-1990-an
Menurut Ade, pada era ini, sedikit agak galau. Berbagai macam unsur budaya baru bermunculan dan yang paling signifikan adalah teknologi. Jika pada 1980-an fesyen anak motor lebih berwarna, mulai era 1990-an, dunia fesyen dianggap sedikit aneh dan nyeleneh.

Tahun 2000 sampai sekarang
Mulai tahun 2000-an hingga saat ini, dunia fesyen anak motor seperti daur ulang. "Gaya kita udah enggak bisa dibilang original lagi," kata Ade. Menurutnya, anak motor saat ini lebih mencari tahu bagaimana gaya pemotor zaman dulu, lalu mengaplikasikannya. "Gua bisa bilang gini, 'I know my rules', kita cari tahu kita mau gaya seperti apa," ujar dia.

Meski demikian, Ade menekankan agar setiap anak motor setidaknya harus mengerti apa yang dipakainya. "Misal gua pakai MotoSport, Ducati, enggak mungkin kan gua pakai helm batok," kata Ade, "Jangan sampai lo pakai sesuatu yang jadi repot atau yang malah enggak jadi apa-apa buat lo, ngeberatin doang."




DINI TEJA


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eko Ari Wibowo

Eko Ari Wibowo

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Bergabung dengan Tempo sejak 2005. Kini menulis tentang isu politik, kesra dan pendidikan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus