Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Belum Ada Bukti Virus Corona Menular Lewat Udara

Sempat beredar kabar bahwa infeksi virus corona baru bisa melalui udara atau airborne. Sampai saat ini diketahui penularan corona lewat droplet.

5 April 2020 | 21.30 WIB

Ilustrasi virus corona. Sumber: wikipedia.org
Perbesar
Ilustrasi virus corona. Sumber: wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sempat beredar kabar bahwa infeksi virus corona baru alias COVID-19 bisa melalui udara atau airborne, meskipun sumbernya tidak jelas. Guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Ari Fahrial Syam mengatakan hingga saat ini penularan virus corona melalui udara belum terbukti secara ilmiah. "Enggak itu hoax, jadi sampai saat ini bahwa belum ada pembuktian bahwa dia (virus) airborne atau ada di udara, tapi ketika misalnya dia ngomong atau droplets-nya lepas, iya," kata Ari pada Ahad 5 April 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Airborne disease adalah penyakit yang menyebar lewat udara. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menegaskan COVID-19 tidak menular melalui udara, melainkan lewat droplet (tetesan/percikan). Droplet dihasilkan ketika orang yang terinfeksi virus corona batuk, bersin, atau berbicara. Tetesan ini terlalu berat untuk menggantung di udara. Percikan atau tetasan itu dengan cepat jatuh di lantai atau permukaan lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Anda dapat terinfeksi dengan menghirup virus jika Anda berada dalam jarak satu meter dari seseorang yang menderita COVID-19, atau dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda sebelum mencuci tangan Anda."

Ari menerangkan penularan melalui udara dapat terjadi, misal jika seorang pasien positif melakukan perawatan di dokter gigi. Ketika giginya dibor, maka droplets akan terbang ke udara dan terhirup oleh sang dokter atau perawat yang berada dekat dengan sang pasien. "Atau yang kita bisa bilang dia bekerja sebagai dokter gigi, waktu lagi ngebor, itu bisa aja yang kita bilang udaranya aerosol itu bisa menularkan. Artinya kita benar-benar ada di depan mulutnya, istilahnya saat dokter gigi bekerja," kata dekan Fakultas Kedokteran Unoversitas Indonesia ini.

Sampai saat ini, penularan virus corona masih tetap melalui droplets yang menempel pada tangan atau permukaan lainnya. Bila Anda menyentuh wajah, mulut dan mata dengan tangan yang sudah terpapar dengan virus corona, maka kemungkinan besar akan tertular. "Anda bersin, Anda tidak pakai masker, Anda bisa menularkan ke orang sekitar. Di beberapa laporan di luar itu bahwa sopir nularin ke penumpang sama satu lagi bisa saja, guide waktu itu tertular dari penumpangnya," kata Ari.

"Menguap kalau sambil bersin ya bisa menularkan. Namun bila hanya menguap, tidak. Sampai saat ini kita belum bisa bilang itu menularkan (lewat udara), masih tetap dari droplet, sifatnya begitu," lanjutnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus