Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Donor plasma konvalesen berperan penting dalam proses pemulihan atau terapi bagi pasien terinfeksi Covid-19. Plasma merupakan bagian darah yang berwarna kuning dan cair. Plasma mengandung antibodi berupa protein yang dibuat oleh tubuh sebagai respons jika terjadi infeksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Plasma konvalesen dari penyintas Covid-19 mengandung antibodi untuk melawan virus itu. Mengutip FDA.gov, sebab penyintas telah melawan infeksi, plasmanya sudah mengandung antibodi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Antibodi itulah yang menjadi satu cara bagi sistem kekebalan untuk melawan virus saat sakit. Karena itu, plasma penyintas memungkinkan untuk membantu pasien Covid-19.
Dilansir dari laman Health Line, Palang Merah Amerika hanya mengizinkan seseorang untuk menyumbangkan plasma konvalesen setiap 28 hari sekali. Sementara perusahaan donor plasma swasta dapat mengizinkan seseorang untuk mendonorkannya beberapa kali dalam seminggu.
Perlu diperhatikan bahwa berdasarkan penelitian donasi plasma yang terlalu sering dapat memengaruhi kualitasnya. Hal ini bisa terjadi karena terbatasnya kemampuan tubuh untuk dapat meregenerasi komponen penting plasma dengan cepat.
Sebuah studi pada 2010, para peneliti telah menyelidiki dan membandingkan kualitas plasma hasil donasi dari berbagai negara berbeda. Salah satu hasilnya pada plasma orang di Amerika Serikat. Plasma mereka yang lebih sering mendonor dengan volume tinggi, maka protein total, albumin, dan penanda darah lainnya ditemukan lebih rendah.
Lantas, apakah donasi plasma terbukti ampuh bekerja? Sekalipun memang menjanjikan, ternyata donor plasma konvalesen belum terbukti selalu membantu sebagai pengobatan infeksi Covid-19.
Mengutip laman San Diego Blood Bank, satu kali donasi plasma biasanya menyumbang 800 hingga 1000 mL. Sedangkan satu dosis untuk pasien Covid-19 adalah sekitar 200 hingga 250 mL. Artinya, satu kali berdonasi sudah membantu 3 sampai 4 orang melawan virus SARS Cov-2 tersebut.
Namun, perlu dicatat bahwa donor plasma harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter. Sebelum mendonorkan plasma konvalesen, dokter akan terlebih dahulu meninjau beberapa hal.
ANNISA FEBIOLA