Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Bermain Teater Membuat Anak Gampang Bersosialisasi  

Dasar-dasar teater sangat perlu ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini karena dapat membangun kepribadian dan jati diri anak.

2 September 2015 | 11.48 WIB

Sejumlah anak dari Sekolah Dasar Nyampe Marong, Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah, memainkan teater tradisional topeng Amaq Abir. Mataram, 13 Juli 2015. TEMPO/SUPRIYANTHO KHAFID
Perbesar
Sejumlah anak dari Sekolah Dasar Nyampe Marong, Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah, memainkan teater tradisional topeng Amaq Abir. Mataram, 13 Juli 2015. TEMPO/SUPRIYANTHO KHAFID

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Dalam pembukaan Festival Nasional Teater Anak-anak (FNTA) 2015 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Menteri Pendidikan Kebudayaan Anies Baswedan menyampaikan bahwa teater dapat meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan rasa simpati, empati dan membuat anak mengerti bagaimana memainkan peran yang bervariasi.

Pernyataan itu dibenarkan oleh Jose Rizal Manua, salah satu juri FNTA 2015. Menurut dia, dasar-dasar teater sangat perlu ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini karena  dapat membangun kepribadian dan jati diri anak.

"Membuat anak-anak sadar bahwa ada orang yang perangainya berbeda dengan dia. Membuat anak-anak juga mampu bekerja dan bersosialisasi dengan orang lain," ujar jebolan Institut Kesenian Jakarta itu kepada Tempo di teras Graha Bhakti Budaya, pada Selasa, 1 September 2015.

Jose juga menjelaskan bahwa anak yang diasah lewat teater akan berbeda dengan anak-anak biasa ketika mereka sudah dewasa. Hal ini sudah dia buktikan sendiri dari orang-orang yang dikenalnya.

"Teman-teman saya yang jadi lurah atau anggota DPR mengatakan mereka merasakan manfaat teater. Mereka lebih luwes ketika berhadapan dan bicara dengan orang lain, mereka bisa menangkap perasaan orang lain," ungkap pendiri Teater Tanah Air yang telah memenangkan empat kejuaraan teater tingkat dunia.

Dengan belajar menangkap perasaan orang lain, Jose menambahkan, seseorang jadi lebih memahami toleransi.

Selain itu, Jose turut mengimbau agar teater juga dipelajari oleh guru-guru pendidikan. Menurut pria yang pernah tampil di sejumlah film lokal ini, teater bisa menjadi panduan para guru dalam mengajar murid-muridnya di sekolah.

"Misalnya untuk belajar biologi, teater bisa digunakan. Anak-anak bisa jadi matahari, bisa juga jadi Bunga. Dengan begitu, anak-anak akan lebih cepat menangkap pelajaran kalau lewat teater," tutur pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 14 September 1954.

Sayangnya, FNTA 2015 adalah festival teater dengan segmen anak-anak yang baru kembali diadakan sejak 15 tahun terakhir. Jose pun berharap festival ini diadakan lebih sering karena banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dari kreativitas anak-anak ini.

"Semoga festival teater untuk anak-anak ini dilakukan dua atau tiga tahun sekali karena diharapkan grup-grup ini ke depannya bisa jadi wakil Indonesia untuk festival teater anak tingkat dunia," ungkap dia.

FNTA 2015 diikuti oleh 510 anak-anak usia 8-13 tahun dari 34 provinsi di Indonesia. Festival ini diadakan 31 Agustus — 3 September 2015 di panggung Graha Bhakti Budaya dan dibuka gratis untuk kalangan umum.

LUHUR TRI PAMBUDI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nunuy Nurhayati

Nunuy Nurhayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus